JAKARTA – Rapat Kerja Nasional (Rakernas) I PDI Perjuangan yang akan berlangsung selama tiga hari di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, dimulai Jumat (10/1/2020).
Rakernas sekaligus peringatan HUT ke-47 PDI Perjuangan itu akan diwarnai pembagian buku resep masakan Indonesia warisan Soekarno, “Mustika Rasa”. Selain itu, rakernas juga dimeriahkan dengan minum jamu tradisional secara berjamaah.
Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan, pembagian buku dan minum jamu bareng ini untuk membuka mata masyarakat, bahwa rempah-rempah nusantara sangat potensial dalam memajukan kesejahteraan masyarakat secara umum.
“Kami akan membagikan Buku Mustika Rasa. Bayangkan pada tahun 60-an, selama tujuh tahun, Bung Karno pernah memerintahkan agar seluruh resep masakan Indonesia dijadikan buku resep petunjuk-petunjuk tentang kuliner nusantara. Jadi lidah dan perut rakyat Indonesia tidak boleh terjajah oleh makanan impor,” kata Hasto.
Buku Mustika Rasa itu merupakan buku kumpulan resep masakan dari seluruh Nusantara. Bukunya sangat tebal karena resep yang termaktub di dalamnya berjumlah ribuan.
Menurut Hasto, sesuai catatan PDI Perjuangan yang mengambil data dari ahli kuliner dan rempah-rempah, setidaknya Indonesia mempunyai 3.500 jenis masakan saat ini. Dia menilai hal itu menunjukkan bahwa kebudayaan dan rempah-rempah Indonesia sangat kuat sehingga harus dikelola dengan baik.
“Saat melihat buku ini, kami sempat berpikir kalau nanti pensiun jadi sekjen, nanti akan membuka restoran dari buku resep Mustika Rasa ini,” canda politisi asal Yogyakarta ini.
Sedang acara jamu berjamaah, akan diikuti 4.731 peserta Rakernas I PDI Perjuangan. Alumnus UGM Yogyakarta ini meyakini khasiat setelah meminum jamu akan membawa peserta lebih aktif dan fokus menjalani Rakernas I PDIP.
“Jadi kalau Pak Jokowi minum temulawak, kemudian beras kencur, itu jadi presiden. Kalau kami minum jamu setiap hari, kita bisa menjadi presiden di kelas kita masing-masing,” ujarnya sambil tersenyum.
Setelah acara minum jamu berjamaah, awak media juga diajak makan bersama yang merupakan masakan Badan Penanggulangan Bencana (Baguna).
Seperti diketahui, Baguna kemarin turun ke lapangan dan mendirikan posko bencana. Mereka memasak makanan dan memberikan bantuan kepada para korban terdampak banjir.
“Kami makan siang bersama melalui masakan dari Baguna. Jadi yang merasakan makanan dari Baguna tidak hanya korban banjir tetapi kami pun akan menikmati makanan tersebut. Setelah itu baru minum jamu,” kata Hasto. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS