JAKARTA – Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menilai Konferensi Asia Afrika menjadi tantangan pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla dalam memperkuat posisi Indonesia di mata dunia. Indonesia diharapkan menuai legitimasi sejarah melalui konferensi tersebut.
“Ini tantangan Jokowi-JK. PDI-P berharap Konferensi Asia Afrika memperkuat diplomasi Indonesia,” kata Hasto, di Jakarta, Minggu (19/4/2015).
Hasto melanjutkan, Indonesia memiliki modal sejarah saat menggelar KAA 60 tahun lalu dengan menyuarakan solidaritas bangsa-bangsa di kawasan Asia dan Afrika demi mendapat kesamaan di dunia. Hasto menganggap situasi saat ini juga masih menyimpan banyak persoalan serupa.
“Tidak jauh berbeda dengan abad 20 ketika konferensi itu dicetuskan, yakni adanya tata pergaulan hidup yang tidak adil,” ujar Hasto.
Saat ini, kata Hasto, pemerintahan Jokowi-JK wajib menuntaskan tujuan besar KAA dengan memosisikan Indonesia sebagai pelopor keadilan di dunia. Salah satu hal yang ditonjolkan adalah harus terus memperjuangkan kemerdekaan Palestina dalam arti sesungguhnya.
“Secara ekonomi, Indonesia harus mendorong kerjasama ekonomi yang lebih berkeadilan,” ucapnya.
Peringatan 60 tahun KAA berlangsung pada 19-24 April 2015. Pertemuan pejabat tinggi (SOM) akan dilangsungkan di Jakarta pada 19 April, sementara Pertemuan Tingkat Menteri pada 20 April. KAA akan berlangsung di Jakarta pada 22-23 April.
Rangkaian peringatan 60 tahun KAA akan berakhir pada 24 April di Bandung. Pada hari terakhir itu, para kepala negara akan melakukan historical walk dari Hotel Savoy Homman ke Gedung Merdeka.
KAA tahun ini diharapkan menghasilkan tiga dokumen, yaitu Bandung Message, Deklarasi Penguatan Kemitraan Strategis Asia dan Afrika (NAASP), serta deklarasi mendukung kemerdekaan Palestina. (Kompas)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS