TULUNGAGUNG – Wakil Ketua Komisi C DPRD Tulungagung Heru Santoso mengatakan, dirinya akan terus mengawal RAPBD 2024 agar ada alokasi dana tambahan di sektor perdagangan.
Hal itu dilakukan, karena kondisi pasar di Tulungagung saat ini sarana prasarananya sedang membutuhkan pemeliharaan hingga revitalisasi.
“Sebagai wakil rakyat khususnya Komisi C, kami akan terus mengawal agar dalam RAPBD 2024 ini bisa ada alokasi dana penambahan di sektor perdagangan. Tentunya dengan tetap melihat kondisi dan kemampuan keuangan daerah,” kata Heru Santoso di Tulungagung, Jumat (27/10/2023).
Menurut Heru, sapaan akrabnya, Komisi C DPRD Tulungagung telah melaksanakan inspeksi mendadak (sidak) untuk melihat kondisi riil dan sarana prasarana yang ada di pasar, kemarin.
Kegiatan meninjau kondisi dan sarana prasarana pasar itu, dimulai pasar Ngemplak, pasar Kauman, pasar Besuki, pasar Bandung hingga Pasar Campurdarat. Hasil tinjauan yang dilakukan, lanjutnya, Komisi C menemukan adanya kondisi sarana prasarana pasar yang memerlukan pemeliharaan.
Bahkan khusus untuk pasar Besuki, pihaknya menemukan sarana prasarana yang sudah sangat tidak layak. Sehingga perlu adanya revitalisasi hingga pembuatan sanitasi dan pendukung lainnya dengan perkiraan membutuhkan anggaran kurang lebih 2 sampai 3 miliar rupiah.
Terkait dengan pasar Campurdarat yang mengalami kebakaran beberapa waktu lalu, Heru mengaku masih mengusahakan agar mendapat program revitalisasi dari Kementerian Perdagangan RI.
“Kalau revitalisasi pasar Campurdarat dibebankan pada APBD murni, kita kewalahan. Karena membutuhkan biaya hampir 20 miliar rupiah,” ungkapnya.
Wakabid Pemenangan Pemilu DPC PDI Perjuangan Tulungagung ini menambahkan, kegiatan peninjauan pasar merupakan satu upaya dari Komisi C untuk melaksanakan kerja pengawasan. Termasuk sebagai tindak lanjut dari pembahasan RAPBD 2024 khususnya di bidang perdagangan.
Selain melakukan kunjungan ke pasar Tulungagung, Komisi C juga melakukan koordinasi dengan Pemdes Sukoanyar Kecamatan Pakel terkait dengan rencana kerjasama pembangunan pasar ikan sebagai alternatif relokasi pasar ikan Bandung.
Heru mengungkapkan, dalam perencanaan relokasi pasar ikan Bandung, sebelumnya akan ditempatkan di Desa Suwaru Kecamatan Bandung.
Namun, sebelum berhasil direalisasikan terdapat masalah teknis yang tidak bisa ditindaklanjuti sehingga titik relokasi pasar Ikan Bandung digelar ke Desa Sukoanyar.
Terkait dengan pelaksanaan pilot project pelaksanaan e-retribusi di Pasar Ngemplak, Heru berharap, program percontohan itu dapat berjalan dengan baik.
“Jika pilot project ini berjalan baik, maka program e-retribusi pasar akan dilanjutkan pada seluruh pasar rakyat di Tulungagung dengan harapan pendapatan dari sektor ini bisa maksimal,” terang Heru. (sin/pr)