NGAWI – Inovasi Pemkab Ngawi dalam menggali sumber pendapatan asli daerah (PAD) membuahkan hasil. Pada tahun 2014 ini PAD Kabupaten Ngawi tembus hingga Rp 161,2 miliar atau naik hampir dua kali lipat.
Berdasarkan data Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) Ngawi, tahun lalu PAD hanya Rp 85,6 miliar. Itu pun sudah mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya yang hanya Rp 63,2 miliar. Sejak awal menjabat, Bupati Budi Sulistyono berjanji akan meningkatkan PAD seratus persen, hingga saat ini sudah terlampaui 487 persen jika dibanding 2010.
Hal itu tidak lepas, dari kejelian pemkab dalam memaksimalkan potensi PAD. Pemkab Ngawi melakukan terobosan pembayaran setoran pajak langsung melalui bank daerah sejak awal 2013 lalu. “Selain untuk memutus mata rantai nyantolnya duit, cara ini juga mengurangi risiko keamanan kehilangan uang,” jelas Kanang, sapaan akrab Budi Sulistyono, kemarin.
Menurut Kanang, dengan sistem pembayaran by nomor objek pajak (NOP) dan pembayaran langsung ke kasda tidak ada celah bagi oknum perangkat desa untuk mempergunakan duit tersebut. “Dengan sistem ini perangkat tidak lagi dapat membayar secara gelondongan karena harus memasukkan NOP,” papar ketua DPC PDI Perjuangan Ngawi itu.
Meski diakui, masih ada beberapa kecamatan yang belum lunas pajaknya. Di antaranya Ngawi, Kedunggalar, Bringin dan Mantingan. Meski begitu sudah melampaui target. ‘’Tahun depan kami optimistis PAD Ngawi tembus Rp 180 miliar,” tegasnya.
Sebab, kata dia, setiap hari pihaknya mendapat setoran pajak minimal Rp 30 juta. Itu sebagai bentuk transparansi pembayaran pajak daerah. Selain itu juga melakukan penggalian objek pajak yang saat ini masih dipusatkan di ibu kota kecamatan.
Tahun depan pemkab berencana menggandeng akademisi untuk melakukann kajian dan penelitian agar mendapatkan data potensi yang mendekati riil. Juga untuk mendapat kajian ilmiah terhadap hal- hal yang memengaruhi penentuan dan pencapaian target. ‘’Hasilnya, alhamdulillah setiap tahun ada peningkatan signifikan,” tutur Kanang.
Dia menambahkan, pertumbuhan PAD itu tidak lepas dari iklim investasi di Ngawi yang semakin mengeliat. Pajak restoran dan rumah makan tembus hampir 300 persen. Kondisi itu tidak lepas dari mulai tertatanya infrastruktur jalan di Ngawi yang mulus hingga berimbas positif pada kegiatan perekonomian.
‘’Pajak jenis ini terus mengalami peningkatan. Kalau dibandingkan lima tahun lalu mencapai 2.580 persen,” jelas dia.
Selain itu, pajak hotel, pajak hiburan, pajak reklame dan pajak penerangan jalan rata-rata meningkat 150 persen. Potensi-potensi pendapatan lain pun terus digali hingga PAD Ngawi terus meningkat.
Meningkatnya pertumbuhan PAD Ngawi setidaknya memberikan kontribusi nyata pada pembangunan infrastruktur di daerah, meningkatnya investasi daerah dan peluang kerja, pembangunan berbasis pedesaan dan peningkatan kualitas dan pemerataan penyelenggaran pendidikan dan pelayanan kesehatan. ‘’Semakin besar PAD yang didapatkan semakin besar pula pembangunan yang dirasakan di pedesaan,” pungkas Kanang. (sa)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS