NGAWI – Ketahanan pangan merupakan salah satu aspek penting dalam menjaga stabilitas dan kesejahteraan masyarakat. Kabupaten Ngawi, dengan potensi alam dan pertaniannya yang kaya, telah mengambil berbagai langkah strategis untuk memperkuat sektor ini.
Upaya yang dilakukan pemerintah daerah dibawah kepemimpinan Ony Anwar Harsono – Dwi Rianto Jatmiko berbuah manis. Dalam beberapa tahun terakhir, Kabupaten Ngawi berhasil menyabet juara dibidang pertanian. Produktivitas dan surplus padi Kabupaten Ngawi tertinggi nasional. Capaian ini tentu sangat membanggakan.
Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono menyatakan, perjalanan prestasi pertanian di Kabupaten Ngawi dimulai saat pemerintah daerah mencanangkan program kemandirian pertanian ramah lingkungan berkelanjutan. Program ini mulai berjalan pada tahun 2021 silam.
“Produktivitas dan surplus padi tertinggi nasional. Jadi kita mulai tahun 2021 lewat program kemandirian pertanian ramah lingkungan berkelanjutan (PRLB),” kata Bupati Ony, Sabtu (24/5/2024).
Program PRLB menjadi jawaban dari beragam permasalahan pertanian di Kabupaten Ngawi. Menurut Bupati Ony, dalam menjalankan usaha tani, para petani kerap dihadapkan permasalahan klasik. Diantaranya ketersediaan pupuk, manajemen air, sarana prasarana, dan hilirisasi hasil pertanian.
“Keempat masalah ini sering dihadapi petani kita,” kata Bupati Kader PDI Perjuangan ini.
Tidak ingin terus-terusan terkungkung masalah klasik pertanian, PRLB menjadi kompromi terbaik bagi kelangsungan dunia tani di Ngawi. Dimana melalui kegiatan ini, para petani diajak bersama-sama mengatasi permasalahan yang kerap menghinggapi usaha tani.
Kata kunci PRLB adalah kemandirian. Para petani di Ngawi benar-benar diajak berjuang mengatasi permasalahan. Dampaknya, petani yang telah mengadopsi PRLB tidak lagi tergantung subsidi pupuk, sebab mereka kini sudah mahir membuat pupuk kompos yang jauh lebih ramah lingkungan. Termasuk obat-obatan, hingga nutrisi tanam alami.
Pada awal PRLB pada 2021 lalu, luasan lahan yang mengadopsi baru 700 hektar. Hingga tahun 2023, realisasi lahan PRLB telah melampaui target. Tercatat 8.941 hektar lahan pertanian yang menerapkan PRLB. Dengan luasan lahan tanam tersebut, mampu menghasilkan 558.845,6 ton GKG.
Bupati Ony menyatakan bahwa mengajak petani beralih ke PRLB tidaklah mudah karena melibatkan perubahan paradigma dari pertanian konvensional. Contohnya, dalam pertanian konvensional, petani menggunakan pupuk kimia dalam jumlah kecil untuk satu hektar lahan, sedangkan dalam PRLB, mereka harus menggunakan kompos dalam jumlah besar untuk menyuburkan tanah. Hal ini memerlukan perubahan besar dalam kebiasaan bertani.
“Program memandirikan petani ini memang tidak populis. Karena benar-benar mengajak petani untuk berjuang. Tetapi dengan kedekatan emosial, mereka menjadi paham. Nyatanya petani kita ini pejuang. Mereka juga punya kultur pertanian memberikan banyak kemanfaatan,” ujar Bupati Ony.
PRLB turut berkontribusi terhadap stabilitas produksi padi di Ngawi. Saat terjadi kelangkaan pupuk, hingga cuaca ekstrim mendera, banyak daerah yang mengalami penurunan produksi. Termasuk Ngawi. Bedanya, daerah lain turun drastis, di Ngawi produktivitasnya masih tetap terjaga.
“Tahun 2021 Ngawi menerima penghargaan Abdi Tani nomor 3 nasional, tahun 2022-2023 kita jadi yang nomor 1,” kata Bupati Ony.
Petani Berdaya di Hulu dan Hilir
Ketahanan pangan tidak hanya berbicara tentang produksi. Para petani bertindak sebagai sentra produksi pangan. Alur distribusi juga berperan penting demi menjamin kesejahteraan petani dan keterjangkauan hasil produksi. Pemerintah Kabupaten Ngawi turut memeras otak agar para petaninya berdaya di hulu dan hilir.
Berbicara soal pertanian, Bupati Ony mengakui, hingga saat ini Kabupaten Ngawi baru kuat di sisi hulu. Sementara di sisi hilir masih terbilang lemah. Contoh kasus saat harga produk pertanian melambung, para petani kebanyakan menjual habis produknya. Bisa dibilang produk pertanian Ngawi sebagian besar keluar daerah.
“Belajar dari pengalaman itu, kita bikin yang namanya Lumbung Pangan Masyarakat (LPM),” kata Bupati Ony.
LPM menjadi jawaban untuk petani berdaya di hulu dan hilir. Kegiatan ini melibatkan Gapoktan dan Bumdesma. Pada Gapoktan yang terpilih disiapkan mesin selep untuk mengolah gabah menjadi beras. Kemudian, hasil produksi dijual melalui Bumdesma. Dengan ketentuan, harga jual beras yang lebih menjangkau.
“Sehingga akses masyarakat kita untuk pangan menjadi lebih terjangkau,” kata Bupati Ony.
Kesejahteraan petani di Ngawi tidak luput dari perhatian. Berdasarkan data Nilai Tukar Petani (NTP) di Ngawi mencapai diatas 150 persen. Terutama bagi petani yang mengadopsi sistem PRLB yang mampu menekan biaya produksi. Dari 47.000 hektar luas tanam di Ngawi baru 9.000 an yang menerapkan PRLB. Target pada tahun 2025 bisa setengahnya yang menerapkan PRLB.
“Sehingga ini menjadi semangat Ngawi sebagai lumbung pangan nasional yang berdaulat dalam waktu dekat bisa terwujud,” ujar Bupati Ony.
Cetak Generasi Petani Milenial
Selain berhasil mendudukan diri sebagai daerah penghasil padi tertinggi, Kabupaten Ngawi juga berhasil mencetak generasi petani muda. Bupati Ony menyebut Petani Milenial. Data yang dihimpun sebanyak 1.274 orang petani milenial yang terlegalisasi SK Kementerian Pertanian berada di Kabupaten Ngawi.
Untuk menunjang kreativitas petani milenial, Pemkab Ngawi menyediakan Agro Tecno Park di Ngrambe. Media ini menjadi ruang sharing dan upgrading para petani muda menjelajahi dunia pertanian dengan skala yang lebih luas.
“Kita tinggal mendampingi agar mereka bisa konsiten. Dan itu kita lakukan secara berkala apa yang menjadi kendala mereka kita fasilitasi, sehingga mereka bisa menjadi penerus pertanian di Ngawi,” ujar Bupati Ony.
Kabupaten Ngawi memiliki potensi ketahanan pangan yang luar biasa. Petani menjadi pekerjaan utama mayoritas penduduk Kabupaten Ngawi. Data menujukan, 70 persen penduduk di Ngawi memiliki mata pencaharian di bidang pertanian.
Sementara untuk produktivitas tanaman pangan utama, Kabupaten Ngawi menunjukan tren yang positif. Data yang dihimpun, produksi padi pada tahun 2023 mencapai 771.251 ton GKG. Untuk komoditi jagung di tahun yang sama mencapai 245.906 ton.
Selain tanaman pangan utama, para petani di Ngawi juga tercatat memproduksi tanaman kebun utama. Seperti tebu, tembakau, kopi, kakao, dan cengkeh. Termasuk memproduksi tanaman holtikultura utama, seperti melon, cabai, bawang merah, durian, dan alpukat.
Beragam prestasi di bidang pertanian berhasil disabet Kabupaten Ngawi beberapa tahun terakhir. Diantara prestasi yang gemilang yakni juara I petani berprestasi komoditas padi tingkat nasional tahun 2020, Juara III Abdi Tani Nasional, Juara I Produktivitas Padi Nasional tahun 2022, Kabupaten Surplus Padi tertinggi tahun 2022, dan masih banyak lainya.(amd/hs)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS