BOJONEGORO – Di usianya yang masih termasuk generasi milenial, 27 tahun, Natasha Devianti SIp tak hanya jago menaklukkan lintasan lumpur offroad. Di tempat barunya di gedung dewan, perempuan muda ini lantang menentang kebijakan yang menciderai rasa keadilan publik.
Umur Sasha, panggilan akrab Natasha Devianti, baru lima tahun saat 1999. Ketika itu dirinya bersekolah di TK Pertiwi. Sasha kecil kerap menyaksikan aktifitas para wakil rakyat di gedung dewan. Pun kegiatan-kegiatan politik, sudah tertanam di benaknya sejak itu. Maklum, ayahnya tercatat sebagai salah seorang kader PDI Perjuangan Bojonegoro.
“Jadi sebetulnya, sejak kecil sudah tidak asing lagi dengan dunia politik,” katanya.
Saat di bangku SD hingga SMP, Sasha sudah tercatat sebagai atlet renang kota minyak ini. Ia masuk dalam naungan Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) Bojonegoro. Berbagai perlombaan renang ia ikuti. Dari kejuaraan tingkat daerah sampai nasional. “Juara renang juga pernah,” kenangnya.
Namun hobinya adu cepat di air tidak berlanjut saat dirinya beranjak gede. Semasa mengenakan seragam putih abu-abu khas anak SLTA, ia tertarik menjadi penunggang motor untuk adu cepat di lintasan aspal, road race.
“Mulai awal SMA sudah ingin jadi pembalap, pinginnya motor. Tapi tidak diperbolehkan keluarga karena pertimbangan safety (keselamatan),” ungkapnya. “Akhirnya menjadi offroader sampai sekarang. Selain balap di offroad, juga rally maupun drag race,” sambungnya.
Meski hobi membalap, tampaknya Sasha tidak bisa melesat meninggalkan politik seperti saat ia membalap lawan-lawannya di sirkuit. Saat lulus SMA, umpamanya. Sasha dihadapkan pada dua pilihan. Menjadi politisi seperti ayahnya atau menjadi dokter seperti ibunya.
Waktu yang menjawab. Sasha akhirnya memilih jalur politik dengan berkuliah di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga (UNAIR) Surabaya.
Kegandrungannya dengan politik, khususnya dengan PDI Perjuangan, juga terbawa dalam hobinya membalap. Sebuah tulisan besar menyolok mata: Banteng Merah, tampak pada bagian depan mobil merah tunggangannya. Logo PDI Perjuangan juga tertempel di bagian tersebut. Demikian halnya emblem PDI Perjuangan juga tersemat di kostum offroad-nya.
Di dunia balap lintasan non jalan raya ini, Sasha tercatat beberapa kali menyabet juara. Mulai juara Urban Off-Road di Jakarta, kemudian juara 2 di Pati pada even Djarum. Pada Kejuaraan Special Competition Stage (SCS) di sirkuit Banjarsari, Kecamatan Trucuk, Bojonegoro, Sasha mereguk juara II di Kelas Free For All (FA).
Hingga dua tahun lalu, Pemilu 2019, Sasha membulatkan tekad terjun ke dunia politik. Rekaman ingatan pada masa kecilnya, hiruk pikuk kerja-kerja politik dilakukan ayahnya, Budi Irawanto (kini wakil bupati Bojonegoro), yang ia saksikan sejak kecil hingga dewasa, menuntun alam sadarnya untuk memantapkan diri terjun di jalur politik.
Ia pun adu balap dengan peserta pemilu lainnya untuk meraup dukungan masyarakat. Alhasil, ia terpilih. Saat itu ia tercatat sebagai anggota dewan termuda yakni usia 25 tahun.
Di DPRD Bojonegoro, Sasha ditugaskan PDI Perjuangan di Komisi C yang membidangi kesehatan dan pendidikan. Adrenalinnya menemukan batu uji selama dua tahun ini bertugas di gedung dewan.
Suatu kali, pertengahan tahun kemarin, ia lantang menolak kebijakan bupati yang menerbitkan perbup untuk kenaikan tunjangan perumahan dan transportasi pimpinan dan anggota dewan. Meski kebijakan itu tidak menyalahi aturan, tetapi ia menyayangkan kebijakan yang diterbitkan pada saat masyarakat tengah berjibaku menghadapi pandemi Covid-19.
“Mengapa Bupati mengeluarkan Perbup di momen yang sangat tidak tepat ini? Ada apa dengan Bupati? Kenapa baru disahkan sekarang? Di saat masyarakat tengah kesusahan menghadapi pandemi Covid-19 ini,” tegas Sasha ketika itu.
Tak hanya lantang dalam menjalankan tugas pengawasan sebagai wakil rakyat, dua tahun menjadi wakil rakyat membuat gen politiknya terus terpacu dan terfokus di jalur ini. Menyerap aspirasi rakyat secara langsung hingga mengikuti rapat-rapat partai untuk menjalankan kebijakan yang bermuara pada kesejahteraan rakyat.
“Kemarin ada acara keluarga dan rapat partai, saya memilih hadir di rapat partai. Seluruh keluarga memahami kondisi saya dan memakluminya,” kata Sasha kepada website DPD PDI Perjuangan Jatim, Jumat (30/4/2021). (sut/hs)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS