MALANG – Ketua DPRD Kota Malang I Made Riandiana Kartika menegaskan, rencana revitalisasi Pasar Besar Malang masih sekadar wacana. Karena itu, dia minta para pedagang Pasar Besar tidak resah dan beraktifitas seperti biasa.
Menanggapi aduan dari para pedagang, Ketua DPRD Kota Malang I Made Riandiana Kartika menjelaskan bahwa apa yang disampaikan oleh Walikota belum Resmi
Made mengatakan, sampai hari ini tidak ada surat masuk kepada DPRD Kota Malang terkait rencana revitalisasi Pasar Besar tersebut. “Wali Kota belum ada satu suratpun kepada DPRD terkait revitalisasi Pasar Besar,” ungkap Made, Selasa (20/4/2021).
Sehari sebelumnya, Made Riandiana Kartika menerima audiensi Himpunan Pedagang Pasar Besar Malang (Hippama) terkait isu revitalisasi Pasar Besar. Audiensi itu digelar seiring makin ramainya isu di tengah masyarakat mengenai rencana Pemkot Malang merevitalisasi Pasar Besar.
Made yang juga Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Malang ini menambahkan, sampai saat ini juga masih belum ada surat yang diajukan PT Matahari selaku pengelola Pasar Besar kepada Pemkot Malang untuk mengubah perjanjian kerja sama yang ada.
“Matahari juga belum ada jawaban dan surat resmi ke pemerintah kota. Tidak mungkin dibangun. Matahari apabila pada bulan Juli belum mengubah addendum, tahun depan tidak mungkin dibangun,” jelasnya.
Pihaknya juga berkomitmen dalam setiap perumusan program yang berkaitan dengan renovasi maupun revitalisasi Pasar Besar, akan terus berkomunikasi dengan para pedagang.

“Saya dalam memutuskan adendum itu pasti saya libatkan pedagang sebagai subjek dan objek yang memiliki hak dan tanggung jawab yang harus dipenuhi. Supaya kita bisa mendeteksi kebutuhan-kebutuhan para pedagang lebih dini sehingga komunikasi terbangun,” imbuhnya.
“Mau membangun tanpa melibatkan dewan itu tidak mungkin. Jadi menurut saya tidak perlu ditanggapi secara berlebihan. Jalan saja seperti biasa,” tegas Made.
Sementara itu, dalam audiensi kemarin, Ketua Hippama Muhammad Hatta mengatakan, rencana revitalisasi Pasar Besar tidak melalui tahapan hearing dengan para pedagang.
“Kita punya pemikiran selain pandemi Covid-19, sekarang banyak orang susah di bawah. Saya minta kepada bapak pimpinan, pembangunan ini supaya dihentikan. Wali kota jangan koar-koar ingin lapak pedagang dibongkar,” ujar Hatta.
Sedang Sekretaris Hippama Zainul mengungkapkan timbulnya ketakutan pedagang akan adanya rencana revitalisasi pasar ini. Menurutnya pedagang sudah seharusnya dilibatkan dalam proses perencanaan revitalisasi Pasar Besar sebagai pihak yang terdampak kelak.
Lebih-lebih, setelah Pemkot Malang bicara di media bahwa anggaran untuk revitalisasi Pasar Besar disiapkan sebesar Rp. 125 miliar, menurutnya ini semakin membuat pedagang resah.
Pihaknya juga menanyakan rasionalisasi dari Pemkot Malang dalam melakukan revitalisasi. Menurutnya kebutuhan pedagang hanya sekadar renovasi di beberapa titik di Pasar Besar yang terdapat kebocoran pada saat hujan. (ace)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS