TRENGGALEK – Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Trenggalek, Novita Hardini, SE, ME mewisuda 28 lansia tangguh Kecamatan Trenggalek, Senin (20/11/2023).
Ke-28 lansia tersebut merupakan peserta Selantang (Sekolah Lansia Tangguh) yang merupakan salah satu program dari BKKBN.
Program ini untuk mengajak para lansia menjaga kesehatannya serta berkontribusi aktif untuk lingkungan tempat tinggal dan keluarganya.
Sebagai Ketua Tim Penggerak PKK, Master of Economic UIN SATU itu menyambut baik program Selantang tersebut karena respon lansia yang juga positif terhadap program ini.
Bahkan ada salah satu peserta yang merasa seperti dihidupkan kembali jiwa mudanya. “Alhamdulillah mereka telah menyelesaikan rangkaian program dari Selantang. Dan tanggapannya sangat positif,” ucap Novita.
Menurutnya, para peserta Selantang merasa seperti dihidupkan kembali jiwa mudanya dengan beberapa aktivitas positif selama mengikuti program.
“Saya juga menyampaikan harapan saya agar mereka tetap menjadi penggerak masyarakat utamanya dalam mendidik putra putri generasi penerus bangsa,” harapnya.
Masih menurut perempuan hebat itu, setiap kecamatan memiliki sekolah lansia tangguh sehingga akan ada wisuda sesi-sesi berikutnya.
Sekolah lansia itu sendiri diadakan secara bulanan, dengan peserta lansia dari berbagai latar belakang. Mereka kemudian berkumpul untuk saling berbagi pengalaman, belajar, dan menginspirasi satu sama lain.
Tujuannya tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan baru, tetapi juga membangun komunitas yang kuat dan tentunya saling mendukung satu sama lain.
Sri Muhartini, salah satu peserta Sekolah Lansia Tangguh menyebut program ini sangat bagus, dan sangat luar biasa.
“Dengan program ini kami sebagai lansia dapat saling bersilaturahmi, ngobrol-ngobrol, senang senang melupakan masa tua,” ungkapnya.
“Insya Allah dengan program ini dapat menghilangkan stres, tambah imunitas,” imbuhnya.
Dia juga menyampaikan, di Selantang juga diajarkan ekonomi kreatif. Ada pemberian bibit buah dan sayur meskipun belum berasakan hasilnya karena gagal diterjang banjir.
“Terus ada juga pelatihan membuat jamu dan bisnis ini masih berjalan sampai sekarang. Ini menunjukkan bawa program ini sangat bermanfaat bagi kami,” pungkas Sri Muhartini. (man/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS