SUMENEP – Bupati Sumenep, Achmad Fauzi, memiliki komitmen kuat untuk menjaga budaya dan kesenian tradisional di daerahnya. Sebagai upaya nyata pelestarian budaya, kini di lingkungan Keraton Sumenep akan menyuguhkan musik tradisional berupa keleningan yang akan dimainkan oleh pemain cilik.
Bupati Fauzi mengatakan, Sumenep sebagai kabupaten yang kaya akan musik tradisional, tentu harus dijaga dan dipelihara dengan baik. Menurutnya, tugas kepala daerah adalah berupaya bagaimana musik tradisional itu tetap lestari dan tidak punah di masa mendatang.
”Saya sebagai bupati punya kewajiban untuk itu. Pemain keleningan cilik kita pelihara sebaik mungkin,” kata Bupati Fauzi, Kamis (19/5/2022).
Menurut Ketua DPC PDI Perjuangan Sumenep itu, pemain keleningan cilik merupakan generasi masa depan yang berbudaya. Setidaknya, ada penerus seni keleningan. Tujuannya, supaya musik tradisional tersebut tidak hilang dengan kemajuan teknologi yang cukup pesat.
”Mereka itu generasi masa depan yang berbudaya. Kita harus memberikan ruang kreasi yang memadai. Harus ada terobosan yang bisa mendorong generasi muda berperan aktif dalam pelestarian budaya,” ujar orang nomor satu di lingkungan Pemkab Sumenep itu.
Suami Nia Kurnia itu menegaskan, pemain keleningan di sejumlah kota di Indonesia sangat banyak. Tetapi, biasanya orang dewasa. Namun, kelebihan di Sumenep, pemain keleningan itu anak kecil.
”Itu yang membedakan Sumenep dari kabupaten kota yang lain. Kita berharap, generasi muda semakin menyukai kesenian tradisional kita,” terangnya penuh harap.
Bupati Fauzi juga mengungkapkan, ke depan kegiatan keleningan dengan penabuh anak-anak akan digelar dua kali dalam sepekan di lingkungan Keraton Sumenep. Tujuannya, supaya anak-anak itu secara dini ikut memelihara budaya leluhur. Tidak hanya itu, ke depan juga akan ada topeng anak-anak.
”Semua itu dalam rangka melestarikan seni budaya warisan leluhur. Karenanya, pemain keleningan cilik ini sebagai penerus nantinya,” pungkasnya.
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS