SURABAYA – Komisi C DPRD Kota Surabaya menyayangkan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo yang hanya menganggarkan penanggulangan banjir Kali Lamong sebesar Rp 25 miliar. Sebab dikhawatirkan, dana yang dianggarkan lewat APBN-P 2015 itu tidak akan mencukupi untuk menghilangkan banjir rutin di wilayah Surabaya Barat.
Anggota Komisi C Riswanto menanyakan, mengapa BBWS hanya menganggarkan Rp 25 miliar. Padahal, kata dia, seharusnya BBWS Bengawan Solo bisa mengajukan anggaran yang lebih besar, agar penanggulangan banjir akibat luberan air Kali Lamong bisa dituntaskan.
“Kami khawatir, saat tanggul dibangun hanya dengan dana Rp 25 miliar, saat belum selesai dibangun tiba-tiba sudah rusak dihantam banjir. Kan jadi sia-sia alokasi dana penanggulangan banjir itu,” kata pria yang juga anggota Fraksi PDI Perjuangan itu.
Pernyataan ini disampaikan Riswanto, saat Komisi C menggelar hearing dengan jajaran pejabat BBWS Bengawan Solo yang dipimpin Yudi Pratondo, Selasa (17/2/2015). Sedang dari Pemkot Surabaya yang hadir Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan (PUBMP) Kota Surabaya Erna Purnawati.
Dalam hearing itu, Kepala BBWS Bengawan Solo Yudi Pratondo menjelaskan, untuk mengatasi banjir akibat Kali Lamong, awalnya disiapkan dana Rp 10 miliar. Namun melalui APBN-P 2015, anggaran ditambah sehingga menjadi Rp 25 miliar.
Menurut Yudi, dana sebesar itu hanya untuk penanggulangan agar luapan air Kali Lamong tidak membanjiri kawasan Surabaya. Untuk sementara, alokasi dana tersebut untuk membangun tanggul Kali Lamong di wilayah Kelurahan Sumberejo, Kecamatan Pakal.
“Prioritasnya, menangani saluran yang mengarah ke Surabaya. Kami berharap akhir April atau awal Mei depan sudah bisa kerja,” jelas Yudi Pratondo.
Untuk mengatasi banjir akibat Kali Lamong secara menyeluruh, tambah Yudi, pemerintah pusat sudah menyiapkan proyek multiyears selama 4 tahun, mulai tahun depan. Besaran anggaran yang sudah mendapat lampu hijau dari Dirjen Sumber Daya Air Kementerian PU, sebutnya, sekitar Rp 900 miliar.
“Mulai depan kita sudah mengajukan anggaran pembenahan Kali Lamong mulai hilir sampai hulu sebesar Rp 900 miliar selama empat tahun,” ungkapnya.
Sementara, Ketua Komisi C Syaifuddin Zuhri mengatakan, debit air banjir Kali Lamong yang besar tersebut juga masuk ke sungai Sumber Rejo, salah satu anak sungai Kali Lamong. Menurutnya, luapan Kali Lamong yang menggenangi Desa Sumber Rejo dan Tambak Dono itu melalui Sungai Sumber Rejo ini.
“Debit air yang masuk ke Sungai Sumber Rejo ini yang harus dikurangi. Caranya perlu dibuatkan embung (waduk kecil), sehingga air banjir Kali Lamong yang masuk ke Sungai Sumber Rejo ini bisa dikendalikan debitnya,“ jelas Syaifuddin Zuhri.
Wakil Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya ini berharap BBWS juga membangun embung Kali Lamong di sisi wilayah Kabupaten Gresik. (pri/*)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS