SURABAYA – Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Surabaya Baktiono mengatakan, support terhadap inovasi yang dilakukan perusahaan daerah (PD) jangan hanya dari kalangan dewan. Pemerintah Kota Surabaya juga diminta mendukung penuh upaya pengembangan usaha yang berpotensi besar menambah pendapat asli daerah (PAD) tersebut.
Anggota Komisi B ini mencontohkan, inovasi PD Rumah Potong Hewan (RPH) yang akan melakukan usaha penggemukan sapi. Menurutnya, dari inovasi yang akan dilakukan mulai tahun depan itu, PD RPH bisa menyumbang PAD dua kali lipat ketimbang sebelumnya.
“Tapi, penghasilannya akan makin tambah besar lagi kalau pemkot mendukung penuh. Misalnya, melalui pejabat yang berwenang, membuat instruksi yang isinya mewajibkan rumah sakit-rumah sakit milik pemkot, membeli daging dari RPH untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari rumah sakit tersebut,” kata Baktiono, Jumat (18/12/2015).
Setiap hari, ungkap dia, RS pasti membutuhkan daging segar yang berkualitas bagus. Kebutuhan daging seperti itu, lanjut Baktiono, bisa dipenuhi RPH. Apalagi, ke depan RPH Pegirikan tidak hanya melayani jasa penyembelihan, tapi juga menyembelih sapi-sapi hasil usaha penggemukan sendiri.
“Pemkot kan punya dua rumah sakit, yakni RSUD BDH dan RSUD Suwandi. Ini juga bisa dikembangkan ke RS pemerintah lainnya, seperti RSU dr Soetomo dan RS Haji. Ini akan lebih luar biasa. Apalagi kalau menggandeng RS swasta,” ujar dia.
Pihaknya yakin, hal itu bisa dilakukan, asal ada kemauan pemkot untuk sepenuhnya mendukung inovasi yang dilakukan BUMD. “Karena pemkot punya power. Pemkot punya kekuasaan untuk itu. Harusnya daging RPH bisa masuk ke sana, dengan harga yang bersaing bagus, dan kualitas terjamin,” tandasnya.
Seperti diketahui, RPH Pegirikan yang selama ini hanya menjalankan rutinitas menerima jasa pemotongan hewan dari masyarakat, akan merintis usaha baru, yakni penggemukan sapi.
Lahan penggemukan yang diincar sudah ada, yakni di kawasan Prigen, Pasuruan. Luasnya sekitar 14.000 m2.
Lokasi penggemukan itu sudah siap pakai, karena sebelumnya juga dipakai untuk peternakan sapi. “Informasi dari RPH, untuk membeli lahan, plus tenaganya sekitar 10 orang, butuh investasi sekitar Rp 10 miliar. Kapasitasnya bisa sampai 500 ekor sapi,” ungkap Baktiono.
Usaha penggemukan ini akan dilakukan, karena jumlah hewan yang dipotong di RPH Pegirikan menurun drastis, yang sebelumnya bisa sampai 300 per hari, sekarang rata-rata hanya 120 ekor. “Keuntungan RPH kecil, setahun hanya Rp 145 juta berupa deviden,” ungkapnya.
Pun dampak persaingan bisnis daging yang sudah global, apalagi ada perdagangan bebas, pihak-pihak swasta juga sekarang sudah punya usaha penyembelihan. Tak hanya penyembelihan, pihak swasta juga menyediakan daging, dan bahan bakunya sendiri, yakni sapi. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS