GRESIK – Bupati Gresik, Fandi Akhmad Yani, mengajak masyarakat untuk tetap melestarikan budaya dan sejarah Kota Lama di kawasan Gresik. Pasalnya, Gresik pernah menjadi kota bandar perdagangan dari hujarat Arab hingga Pecinan China. Sehingga meninggalkan banyak cagar budaya yang harus dilestarikan, termasuk klenteng kuno yang usianya sudah ratusan tahun.
Hal itu disampaikan Gus Yani, sapaan akrab Fandi Akhmad Yani, saat melaunching Gresik Heritage di kawasan Gresik Kota Lama, Sabtu (5/3/2022) kemarin, sekaligus sebagai tanda dibukanya perpustakaan digital “Wisata Ilmu” dan bioskop pendidikan “Nguri-Nguri Budaya.”
Gus Yani menyebut, Kabupaten Gresik punya sejarah yang kuat dengan 4 budaya, di antaranya Arab, Pecinan, Kolonial, dan lokal yang ada di kampung kemasan.
“Mudah-mudahan menjadi ikonik baru yang merupakan warisan untuk masa depan anak-anak kita berupa ilmu yang bermanfaat,” kata Gus Yani.
Menurut Gus Yani, bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pendahulunya. Seperti yang dikutip dari perkataan Presiden Indonesia pertama Soekarno.
“Dari sejarah kita dapat belajar kejayaan di masa lampau dan dari sejarah juga kita dapat melihat kehancuran di masa lampau,” imbuh Gus Yani.
Sebagai keseriusan pemerintah dalam menjaga peninggalan bersejarah tersebut, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gresik mendapat apresiasi anggaran revitalisasi kota tua dengan program Kota Bandar Gresik sekitar Rp 50 miliar.
“Tujuannya sudah dalam bentuk pembangunan merevitalisasi jalur jalur kota tua. Anggaran itu untuk pembangunan yang menghilangkan kawasan kumuh, irigasi guna menghilangi banjir kota, hingga penerangan,” tandas politisi PDI Perjuangan itu.
Sementara itu, mewakili Ketua Umum Komunitas Pecinta Sejarah dan Budaya Kota Lama Gresik, Oemar Zainoeddin, mengaku bangga Pemkab Gresik serius dalam melestarikan nilai warisan budaya yang ada di Gresik.
“Launching Gresik Heritage ini terobosan baru, di mana akan dibuka perpustakaan digital ‘Wisata Ilmu’ dan bioskop pendidikan ‘Nguri-Nguri Budaya’ dengan harapan untuk tetap melestarikan nilai-nilai budaya yang ada,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Gresik, Hariyanto, menambahkan, pihaknya telah membentuk 2 kebijakan, di antaranya, kurikulum sejarah gresik dan edu wisata pelajar. Tujuannya agar para pelajar tahu sejarah dan budaya gresik.
“Kami juga memperkenalkan kuliner khas yang ada di Gresik. Semua itu tidak lepas dari keseriusan dari Pak Bupati Gresik,” jelasnya. (mus/set)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS