SURABAYA – Anggota Komisi B DPRD Surabaya, Tri Indah Ratna Sari, secara mendalam angkat suara terhadap perkembangan harga bahan pokok di Kota Pahlawan. Ia memaparkan langkah-langkah preventif yang dapat diambil pemerintah untuk mengatasi potensi kenaikan harga bahan pokok, (18/1/2024).
“Pemerintah dapat mengambil langkah-langkah konkret, seperti mengelola pasokan dengan efisien, memonitor inflasi secara cermat, dan memberikan insentif kepada petani untuk meningkatkan produksi bahan pokok,” ujar Ratna.
Dalam konteks pengelolaan pasokan, Ratna menekankan pentingnya koordinasi yang baik antara pemerintah, produsen, dan konsumen. “Kerjasama ini menjadi fondasi utama dalam mencapai stabilitas harga dan ketersediaan pangan yang optimal di masyarakat,” tambahnya.
Tidak hanya itu, politisi muda PDI Perjuangan itu juga menyoroti perlunya pengelolaan risiko bencana alam dalam rantai pasok pangan. “Penting bagi pemerintah untuk mengurangi risiko bencana alam yang dapat mempengaruhi produksi bahan pangan. Langkah-langkah mitigasi perlu diterapkan untuk menjaga kelancaran pasokan di tengah potensi ancaman alam,” terangnya.
Dalam rangka mencapai tujuan keseluruhan, yakni stabilitas harga dan ketersediaan pangan, Ratna Sari kembali menegaskan perlunya sinergi antara pemerintah, produsen, dan konsumen. “Kesadaran bersama untuk menciptakan sistem yang berkelanjutan dan saling mendukung menjadi kunci keberhasilan,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah dan Perdagangan (Dinkopumdag) Kota Surabaya, Dewi Soeriyawati, menjelaskan bahwa untuk bahan pokok relatif aman. Hanya harga telur dan daging ayam yang terindikasi akan mengalami kenaikan.
Ia juga menambahkan, sejumlah pasar di Kota Pahlawan telah menyediakan Warung Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID). Warung tersebut bertugas mengontrol dan memantau harga, serta stok bahan pangan agar tetap sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET).
“Dalam pasar, harga masih cukup stabil dan aman. Kolaborasi dengan Bulog dan operasi pasar rutin kami lakukan untuk memastikan ketersediaan stok minyak, gula, dan beras tanpa melampaui HET,” ujar Dewi.
Seperti diketahui, Pemkot Surabaya juga menjalankan operasi pasar dua kali dalam seminggu dengan layar monitor pemantauan harga di beberapa pasar. Langkah ini diambil untuk memberikan informasi transparan kepada konsumen mengenai harga bahan pokok dan mencegah praktik penipuan oleh pedagang. (yolan/set)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS