MAGETAN – Entah apa yang dirasa nenek Sepi. Di usia senjanya, 86 tahun, berbagai beban hidup ia alami. Nahasnya lagi, nama perempuan sepuh ini tercoret dari daftar penerima Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). Kini, ada secercah asa menghampiri.
Sejak sekian waktu kaki mbah Sepi tak berfungsi. Untuk mencapai kamar mandi, ia mesti menggeser pinggulnya dengan kedua tangan sebagai pengayuh (ngesot). Di rumahnya, Desa Sidowayah Kecamatan Panekan, mbah Sepi tinggal sendiri. Salah seorang anaknya, memang kerap datang merawat mbah Sepi. Tetapi karena pekerjaan sang anak yang serabutan, perawatan tentu tak sesuai harapan.
Kondisi semakin memprihatinkan saat nama Mbah Sepi kini tak lagi masuk dalam daftar penerima Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). Menurut Kepala Desa Sidowayah, Suyatno, ada 74 nama warganya yang terhapus dari daftar penerima bantuan seperti dialami Mbah Sepi. Suyatno pun prihatin dengan kondisi ini. Ia pun berupaya mencarikan bantuan untuk Mbah Sepi, minimal kursi roda untuk menopang kesehariannya.
Kabar memprihatinkan dari Sidowayah ini pun terdengar Diana Amalia Verawatingsih, anggota DPRD Jawa Timur dari Fraksi PDI Perjuangan. Gayung bersambut. Secercah harapan menghampiri Mbah Sepi seiring datangnya kursi roda bantuan dari Diana Amalia Verawatingsih yang diantar Ardy, Selasa (20/4/2021).
Kepala Desa Sidowayah Suyatno diwakili sekretaris desa, Jery, menyampaikan terima kasih atas bantuan yang diberikan Mbak Sasa, sapaan akrab Diana Amalia Verawatingsih. “Kami ucapkan terima kasih kepada Mbak Sasa atas bantuannya kepada warga kami,” kata Jery.
Mbah Sepi pun turut gembira. “Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada Mbak Sasa atas bantuan kursi rodanya,” kata Mbah Sepi dalam Bahasa Jawa kepada Ardy.
“Mbak Sasa titip salam buat mbah Sepi dan keluarga,” balas Ardy kepada mbah Sepi. “Sudah menjadi kewajiban untuk saling membantu sesama apalagi bagi warga yang kesusahan,” tambah Ardy meneruskan pesan Sasa. (rud/hs)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS