SURABAYA – Ketua Komisi D DPRD Kota Surabaya Khusnul Khotimah mendorong Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya segera memetakan wilayah yang rawan terjangkit hepatitis bagi anak-anak.
Hal itu disampaikan Khusnul saat Komisi D menggelar hearing dengan Dinkes Kota Surabaya terkait temuan penyakit hepatitis misterius.
“Terutama daerah-daerah yang nol lahan jamban dan masyarakat yang tinggal di bantaran sungai, Surabaya jangan sampai pandemi untuk kedua kalinya,” kata Khusnul kepada wartawan di Gedung DPRD Kota Surabaya, Selasa (10/5/2022).
Selain memetakan wilayah rawan terjangkit hepatitis, Komisi Bidang Kesra ini juga memberi catatan bagi Dinkes Surabaya untuk mensosialisasikan tentang bahaya hepatitis misterius kepada penjual makanan.
Menurut legislator yang juga Wakil Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya ini, tidak semua penjual makanan menerapkan standar kebersihan yang semestinya.
Selain itu dirinya juga memberi perhatian kepada kebersihan di pondok pesantren yang dalam penyajian makanan dan kamar mandi digunakan secara massal.
Pihaknya juga minta Dinkes Surabaya segera membuat Juknis dan SE terkait pola hidup sehat dan bersih untuk segera disampaikan kepada publik sebagai langkah preventif.
“Langkah preventif harus kita utamakan, termasuk Dinkes harus membuat SOP penanganan apabila ada masyarakat yang diketahui terpapar gejala hepatitis,” ujarnya.
Dalam hearing di Komisi D, Dinkes Kota Surabaya yang diwakili Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Sri Setyani memaparkan data imunisasi bayi di Surabaya sebagai langkah pencegahan hepatitis.
“Jadi jumlah bayi di Surabaya 41.383 bayi. Ketercapaian imunisasi lengkapnya sudah 96,90 persen,” beber Sri.
Dia menyampaikan kepada masyarakat untuk tetap waspada namun juga jangan terlalu panik. Menurutnya, Dinkes akan melakukan sosialisasi menyeluruh kepada fasilitas layanan kesehatan, rumah sakit, dan puskesmas.
Ke depannya Dinkes Surabaya juga harus memberikan sosialisasi pencegahan hepatitis ke setiap UKS di sekolah, karena menurut catatan Komisi D masih banyak anak sekolah yang jajan sembarangan.
Terkait pemetaan wilayah di bantaran sungai dan nol lahan jamban, kata Sri penerapan perilaku hidup bersih (PHBS) harus selalu diterapkan untuk mencegah keterjangkitan kuman dan penyakit.
Pihaknya mengimbau masyarakat supaya lebih menjaga kebersihan dan apabila mengalami gejala-gejala hepatitis harus segera periksa ke puskesmas terdekat.
“Meski di Surabaya belum terdeteksi hepatitis misterius, tapi bagi warga yang terjangkit gejala nanti akan diperiksa di Puskesmas atau di rumah sakit. Di sana sudah ada SOP untuk pemeriksaan dugaan hepatitis,” sebutnya. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS