MOJOKERTO – Anggota Komisi B DPRD Provinsi Jawa Timur, SW Nugroho, tengah memperjuangkan bantuan hibah Provinsi Jawa Timur pada APBD 2022 mendatang untuk memajukan sektor pariwisata di Desa Selotapak, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto. Hal tersebut disampaikannya pada acara serap aspirasi bersama petani kopi dan masyarakat Desa Selotapak, Kamis (4/11/2021).
“Keinginan warga Desa Selotapak adalah agar desa ini maju dalam kepariwisataan. Dan buktinya sekarang kunjungan wisatawan di Desa Selotapak sudah cukup meningkat. Nanti akan ada bantuan dari Pemerintah Provinsi Jatim berupa hibah Rp 500 juta untuk kemajuan pariwisata di Desa Selotapak,” terang Nugroho.
Di tengah dialog serap aspirasi tersebut, politisi yang menjabat Plh ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Mojokerto ini menerima sejumlah keluhan dari masyarakat, terutama para petani kopi. Di antaranya, terkait hasil produksi yang menurun. Karena itu, pihaknya akan bekerja sama dengan Perhutani untuk memfasilitasi perjanjian pengelolaan lahan, agar hasil pertanian kopi di Desa Selotapak makin meningkat.
“Yang disampaikan mereka adalah kemungkinan adanya mekanisasi pertanian kopi. Karena selama ini hanya manual, sehingga hasilnya menurun. Dan tadi yang dibicarakan adalah penambahan lahan kopi yang sekarang akan dilakukan di area perhutani. Kami menjembatani perjanjian kerja sama dengan perhutani, agar lahan kopi milik warga bertambah,” kata anggota DPRD Jatim dari Dapil 10 Jatim ini.
Tak hanya itu, komitmen untuk memajukan petani kopi di Mojokerto, khususnya Kecamatan Trawas, pihaknya akan menjembatani penyelenggaraan pelatihan-pelatihan dalam pengolahan kopi. Nantinya, kopi yang ada di Desa Selotapak tersebut bisa terkenal dan bahkan mendunia.
“Kopi itu kalau dikelola secara baik dan profesional bisa menjadi wisata tersendiri. Jadi, akan sinergi kopi dan pariwisata di desa tersebut,” pungkas sekretaris fraksi PDI Perjuangan DPRD Jatim ini.
Sementara itu, pengusaha muda yang bergerak di bidang industri kopi, Dewanda Ramadhan Putra, menjelaskan, meski kopi Trawas sudah banyak dikenal, namun pembenahan untuk hasil produksi harus terus digenjot.
“Efisiensi proses pasca panen hingga menggandeng cafe serta angkringan yang menjual produk dengan cita rasa yang khas dan terjaga. Selain bisa menjadi ikon daerah, juga berpotensi untuk mengembangkan pariwisata, tentunya kita harus bersama gotong royong mengamankan agar para pelaku usaha kopi Mojokerto dapat tetap eksis dan mendunia,”terang alumnus Psikologi Universitas Brawijaya Malang ini. (arul/set)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS