KEDIRI – Membangun sektor agribisnis adalah salah satu usaha mengangkat perekonomian di Kabupaten Kediri. Hal ini karena kabupaten yang dikenal sebagai Bumi Panji Nusantara ini sebagian besar warganya bergerak di sektor pertanian.
Bupati Kediri, Haninditho Himawan Pramana menjadikan bidang pertanian menjadi fokus utama pembangunan. Menurutnya, pertanian Kabupaten Kediri memiliki potensi luar biasa untuk dikembangkan, sehingga bisa berbicara tidak hanya di tingkat lokal namun juga nasional bahkan internasional.
“Pengembangan pertanian tidak hanya soal peningkatan jumlah nilai capaian hasil pertanian. Lebih jauh dari itu, juga peningkatan secara keilmuan bagaimana menangkap tren pasar agribisnis, mengelola pra dan pasca panen, memperluas jangkauan pemasaran, pemanfaatan teknologi produksi, membaca cuaca alam, dan mampu memenejemen koperasi yang sehat sehingga terhindar dari praktek tengkulak merugikan,” ujar Hanindhito.
Bupati mengatakan bahwa ini adalah rangkaian tugas yang harus dilaksanakan guna mengangkat harkat petani menjadi lebih baik dan sejahtera. Dalam narasi sederhana, masuk pada kategori pertanian yang berkelanjutan, nilai ekonomis tinggi.
Menurutnya, saat ini kue bisnisnya masih besar dan tidak begitu banyak pesaing. Salah satu jawabannya adalah dengan pengembangan pertanian organik.
Mas Bup Dhito melihat, kondisi lingkungan pertanian saat ini yang telah mengalami degradasi akibat eksploitasi alam secara berlebihan. Dampaknya bisa terlihat yakni penurunan produktivitas pertanian dari tahun ke tahun.
Oleh karena itu sejak dilantik Februari tahun ini, dirinya aktif turun ke sawah mengajak petani untuk bergabung dalam program Desa Inovatif Tani Organik (DITO).
“Pertanian organik menjadi solusi karena selain mampu menekan biaya produksi, juga mengembalikan kesuburan secara alami dan berkelanjutan serta tentunya menghasilkan nilai ekonomi yang lebih tinggi,” ujarnya.
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Kediri, Anang Widodo, menjelaskan, saat ini lahan organik yang ada di Kabupaten Kediri seluas 42,4 Hektar. Dimana desa yang telah melaksanakan program DITO adalah sebanyak 18 desa. Jumlah ini ditargetkan bertambah menjadi 44 desa pada akhir tahun ini.
Menurutnya, jenis komoditas pertanian organik yang dihasilkan saat ini beragam. Mayoritas adalah beras organik. Bahkan ada beberapa produk beras organik yang telah bersertifikat organik seperti ‘Harinjing’ dan ‘Orila’ yang juga telah dilengkapi ijin edar.
“Beberapa saat lalu Bupati juga melakukan panen raya jagung organik di Desa Bangkok, Kecamatan Gurah. Semoga embrio semangat tani organik menjadi energi positif yang ikut dirasakan petani lain di Kabupaten Kediri,” tambah Anang. (tempo)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS