JAKARTA – PDI Perjuangan memastikan tidak pernah membajak kader partai lain, dalam hal ini Partai Demokrat untuk masuk dalam susunan Tim Kampanye Nasional (TKN) pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin.
Politisi PDI Perjuangan Aria Bima memastikan, pihaknya tidak pernah sekalipun membajak kader partai lain, termasuk kader Partai Demokrat, untuk masuk dalam Tim Kampanye Nasional (TKN) pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin.
Menurut Direktur Program TKN pasangan Jokowi-Ma’ruf ini, kader yang berpaling dari keputusan partainya untuk mendukung calon petahana itu, murni karena pribadi mereka yang melihat kinerja Jokowi yang terbukti mumpuni selama menjadi presiden.
Jokowi, kata dia, mampu mensinergikan program pemerintah pusat dengan program pemerintah daerah. Dan ketika Jokowi mencalonkan kembali, tambah Aria Bima, itu tidak lagi mampu dibendung dengan isu-isu sensasional imajiner.
“Yang mereka melihat fakta-fakta kinerja itu secara nyata dan dalam situasi demokrasi yang kita bangun sekarang ini relatif perseteruan ideologi yang keras itu menjadi lebih cair,” jelas Aria Bima kepada wartawan saat di Posko Rumah Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (11/9/2018).
Dia menegaskan, acuan dari para kepala daerah yang menyatakan dukungan ke Jokowi itu karena adanya chemistry dan kesamaan platform untuk memperjuangkan kepentingan bangsa dan negara, bukan kepentingan partai.
Soal berpalingnya kader mendukung capres lain, sebut Aria Bima, juga terjadi ketika kader maupun kepala daerah yang diusung PDIP justru berpaling dengan mendukung Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada ajang Pilpres 2009 lalu.
“Ya, penyikapan partai harus lebih bijak. Kalau PDIP dianggap bajak membajak berkaca dulu dong! Jangan menepuk air di dulang, terpercik muka sendiri. Sumatera Barat gubernurnya dulu Gamawan Fauzi, siapa yang mengusung, siapa yang jadikan sampai (terpilih sebagai Gubernur), siapa yang bayarin kampanye, PDIP. Kemudian jadi Timses Pak SBY 2009,” ungkapnya. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS