SLEMAN – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan, jangan sampai anak-anak kita dididik oleh medsos (media sosial). Jangan sampai anak-anak kita nanti dididik oleh perubahan-perubahan yang merusak karakter.
“Semuanya harus mempersiapkan ini. Perubahan itu sudah tidak bisa kita tolak-tolak lagi, tapi bagaimana kita mengisi agar perubahan itu bisa kita kendalikan, bisa kita kontrol, dan bisa kita menangkan dengan mengisi anak-anak kita dengan hal-hal terutama yang berkaitan dengan karakter,” kata Jokowi,
Hal itu dia sampaikan saat membuka Rapat Koordinasi Pimpinan Nasional (Rakorpimnas) Tahun 2017 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), di Hotel Sahid Jaya, Sleman, DI Yogyakarta, Sabtu (22/7/2017).
Untuk itu, Jokowi minta guru hendaknya bekerja bukan semata-mata menjalankan profesi. Lebih jauh, guru mengemban tugas profetik, tugas nubuwwah, tugas kenabian dalam menjalankan misi menggali, menjalankan misi menyadarkan, menjalankan misi mengajak anak didik kita pada kebenaran, pada kebaikan-kebaikan.
“Hati-hati, jangan sampai mereka diisi oleh yang tadi saya sampaikan, yang namanya media sosial, yang namanya smartphone yang isinya bisa macam-macam, bisa video, bisa videoblog, bisa Instagram, bisa Twitter, bisa Facebook, Telegram, dan yang lain-lainnya. Berada di satu kotak kecil itu saja. Hati-hati,” pesan Jokowi.
Menurutnya, alat-alat tersebut bisa mendidik anak-anak kita kalau kita tidak memperkuat mereka dengan isian-isian yang baik.
Kepada guru, lanjut Jokowi, bangsa ini menitipkan amanah untuk memupuk, memelihara serta mengembangkan jatidiri, membentuk karakter anak didik.
Sehingga nantinya, tambahnya, akan muncul jiwa-jiwa mulia yang penuh integritas, kejujuran, moralitas, akal budi yang baik, dan penuh budi pekerti yang baik.
Jokowi juga mengingatkan, bahwa 5, 10, 15 tahun lagi akan muncul nanti yang namanya Generasi Y. Artinya, anak-anak sekarang yang berumur 10 tahun, berumur 15 tahun, berumur 20 tahun itu akan masuk ke zaman itu.
“Generasi Y ini akan sangat mempengaruhi pasar, landscape politik ekonomi global, nasional, maupun daerah,” kata Jokowi.
Menurutnya, munculnya generasi Y itu berjenjang, tapi sudah tidak bisa kita tolak lagi. Mereka akan mempengaruhi landscape ekonomi global, nasional, maupun nanti di daerah.
Mereka, lanjut Jokowi, sudah tidak membaca koran lagi nanti, 5 tahun-10 tahun yang akan datang, tidak akan lihat TV lagi. Mereka akan klik, pengen baca apa entah di dot apa, online.com.
Mereka akan lihat, TV enggak mau, lihat Netflix, mereka pilih video-video yang mereka sukai. Dimanapun berada hanya dengan smartphone, dengan gawai yang dia punya.
Menurut Jokowi, perubahan seperti ini yang harus kita sadari. Karena ini masa transisi yang akan mengubah, dan kita tidak bisa memperkirakan akan terjadi apa.
“Oleh sebab itu harus, sekali lagi harus kita antisipasi. Siapa yang bisa menyiapkan ini? Siapa yang bisa mengantisipasi ini? Bapak/Ibu Guru sekalian, Ibu dan Bapak sekalian yang hadir di sini,” tuturnya. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS