JAKARTA – Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri bertanya kepada Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad terkait strateginya dalam memenangkan pemilu di negeri jiran.
Pertanyaan itu diajukan Megawati kepada Mahathir sambil bergurau, saat keduanya bertemu di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Jumat (29/6/2018).
“Bu Megawati sempat bercanda gurau, menanyakan bagaimana strategi Bapak Mahathir sehingga bisa terpilih kembali,” kata Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dalam jumpa pers di kantor DPP PDIP, Jakarta, Jumat (29/6/2018).
“Karena kami sebentar lagi ada pileg dan pilpres, dan saya juga punya tanggung jawab memenangkan Pak Jokowi, itu kata Ibu (Megawati) tadi,” ujar Hasto.
Hasto mengatakan, pertemuan antara Megawati dan Mahathir yang berlangsung sekitar 30 menit itu memang berjalan penuh keakraban. Sebab keduanya juga sudah sering bertemu saat Megawati menjabat Presiden RI dan Mahathir memimpin Malaysia untuk periode pertama.
“Bu Mega juga bawakan salak bali sebagai oleh-oleh karena salak bali merupakan salah satu kegemaran Pak Mahathir,” ungkap Hasto.
Meski berlangsung akrab, menurut Hasto, dalam pertemuan itu Megawati dan Mahathir juga membahas sejumlah hal strategis seperti penguatan kerjasama kedua negara serta stabilitas kawasan Asia.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohammad menggelar jumpa pers di Ruang Teratai Istana Presiden, Bogor. Jumpa pers itu jauh dari kesan formal. Canda dan tawa hadir di sela-selanya.
Jokowi menyampaikan, kunjungan PM Mahathir kali ini adalah sebuah kehormatan bagi Indonesia. “Indonesia merupakan negara pertama di ASEAN yang dikunjungi Bapak Tun Mahathir setelah beliau memangku jabatan sebagai Perdana Menteri kali ini,” ujarnya.
Jokowi kemudian menceritakan kunjungannya ke Malaysia pada 2015 lalu. Saat itu Mahathir bukan sebagai perdana menteri Malaysia. “Saya diajak Bapak Tun Mahathir untuk test drive mobil Proton dan itu disetiri sendiri oleh Bapak Tun Mahathir dengan kecepatan 180 kilometer per jam,” ungkap Jokowi.
“Tapi saya tidak takut, saya tidak khawatir, karena driver-nya adalah Bapak Tun Mahathir. Kalau misal driver-nya bukan beliau, saya kira saya takut,” lanjut dia.
Sontak, para delegasi menteri kedua negara yang hadir tertawa mendengarnya. Bahkan ada pula yang bertepuk tangan.
Mahathir yang mendapatkan kesempatan berbicara kemudian juga menceritakan hal yang sama. Ia menambahkan, jalur yang dilalui saat itu bukanlah jalur yang rata.
Tapi ada ruas yang sedikit miring sehingga orang yang duduk di dalam mobil itu pun semestinya tidak merasa nyaman. “Jadi kadang-kadang di kereta (baca: mobil) duduk macam itu (miring). Tapi Bapak Presiden Jokowi tidak komplain apa-apa,” ujar dia yang juga disambut tawa masing-masing delegasi.
Mahathir juga mengungkapkan, Indonesia dan Malaysia sebenarnya memiliki hubungan kekeluargaan yang erat. Oleh sebab itu, tidak heran ia memilih Indonesia sebagai negara pertama yang dikunjungi setelah terpilihnya sebagai Perdana Menteri.
Ia juga berkelakar soal kedekatan hubungan Indonesia dan Malaysia itu. “Bahkan, ramainya daripada penduduk di Malaysia asalnya datang daripada Indonesia. Termasuk itu bapak mertua saya,” ujar Mahathir yang kembali disambut tawa. (goek/*)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS