TUBAN – Ketua Umum Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) Sri Untari Bisowarno menyatakan bahwa tahun 2022 adalah momentum kebangkitan ekonomi nasional, setelah selama 2 tahun, seluruh dunia tidak terkecuali Indonesia dihantam badai pandemi Covid-19.
Dalam sambutannya pada saat menghadiri Expo Koperasi dan UMKM Dalam Rangka Puncak Peringatan Harkopnas ke-75 yang diselenggarakan Pemkab Tuban di Stadion Lokajaya, Senin (29/8/2022) malam, Untari menjelaskan bahwa gerakan koperasi turut memberikan sumbangsih terhadap pemulihan perekonomian nasional.
Pandemi Covid-19, sebutnya, telah membuktikan kekuatan ekonomi mikro sebagai penyangga perekonomian nasional dari ancaman krisis. Termasuk di dalamnya adalah gerakan koperasi dan UMKM.
“Pak Jokowi selalu menyampaikan, bahwa bagaimana Indonesia ini bisa pulih dan bangkit itu karena UKM dan koperasi. Hal ini harus kita sadari bahwa keberadaan koperasi dan UKM menjadi kontributor ekonomi nasional,” kata Untari, dalam keterangannya, Selasa (30/8/2022).
Menurutnya, berdasarkan data BPS, pada tahun 2021 pertumbuhan ekonomi Jawa Timur telah bangkit menyentuh angka 5,3 persen melampaui capian nasional.
Sedangkan di Kabupaten Tuban sendiri, perekonomian dapat tumbuh hingga 4 persen. Data ini menunjukkan kekuatan gerakan rakyat dalam membantu percepatan pemulihan ekonomi terpotret dengan jelas melalui data.
“Transaksi ini tidak hanya nampak melalui darat, tetapi sebanyak 90 juta transaksi online yang itu dilaksanakan oleh semua UKM-UKM yang didirikan mulai dari rumah, maupun mereka yang sudah punya industri skala besar,” urainya.
“Ini merupakan satu hal yang sangat positif sehingga Indonesia cepat bangkit dan cepat pulih, karena salah satunya penyangganya adalah UKM dan koperasi,” sambung dia.
Oleh sebab itu, pemerintah Indonesia melalui Peraturan Menteri Koperasi (Permenkop) Nomor 9 Tahun 2020, telah menegaskan bahwa UKM-UKM harus bersatu membentuk koperasi sebagai untuk menjadi wadah penguatan ekonomi kerakyatan.
Untari menyebutkan, bahwa inisiasi ini harus dipahami serta disadari oleh seluruh pelaku UKM untuk menyatukan diri dalam wadah koperasi, sehingga gerakan ekonomi kerakyatan ini dapat menjadi massif.
Apalagi, mayoritas pelaku UMKM di Indonesia, terutama usaha ultra mikro yang tidak bisa dijangkau sistem permodalan perbankan. Yang selama ini, bergantung kepada koperasi untuk mendapatkan akses permodalan untuk perputaran usahanya.
“Agar kemudian koperasi-koperasi ini dapat menjadi salah satu lembaga ekonomi yang bisa dipakai sandaran oleh rakyat kita,” jelas Untari.
“Permodalan perbankan dengan syarat-syarat yang sangat rumit, dan itu banyak sekali. Karena memang terikat oleh aturan OJK, sementara kalau koperasi masih bisa diberikan kemudahan,” sambung Ketua Umum Koperasi Setia Budi Wanita (SBW) Malang tersebut.
Maka, Untari mengajak Pemerintah Kabupaten Tuban untuk membangun sinergi dan kolaborasi dengan gerakan-gerakan koperasi, untuk menciptakan sebuah iklim ekonomi kerakyatan yang inklusif guna mendorong percepatan juga pemerataan dalam pembangunan agar dapat dirasakan oleh seluruh masyarakatnya.
Dia juga memberikan apresiasi kepada Pemkab Tuban yang telah berhasil menyelenggarakan kegiatan Expo UKM dan Koperasi sekaligus launching program 100 persen Tuban, sebagai pemantik kebangkitan industri dan pelaku usaha dalam negeri untuk tumbuh dan berkembang lebih pesat lagi.
“Juga saya mohon mulai berpikir bagaimana mengajak anak-anak muda berkoperasi. Kami (Dekopin, Red) punya program 5 juta milenial berkoperasi dan itu program ini dilakukan dengan bukan dengan cara berkoperasi seperti biasanya, tapi berkoperasi melalui film. Saya berharap dari Tuban banyak anak-anak muda yang bisa ikut berkoperasi,” imbuh Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Provinsi Jawa Timur tersebut. (ace/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS