GRESIK – Pondok pesantren harus ramah terhadap anak. Hal itu disampaikan Wakil Bupati Gresik, Aminatun Habibah di hadapan puluhan bu nyai, pengasuh perempuan di pondok pesantren yang tergabung dalam Bu Nyai Nusantara Kabupaten Gresik.
Bu Min, sapaan akrab Aminatun Habibah berharap ksus kekerasan di lingkungan pondok pesantren tidak lagi terjadi, khususnya di wilayah Kabupaten Gresik.
Menurutnya, pondok pesantren harus ramah anak. Hal ini penting dalam mewujudkan cita-cita Gresik sebagai kabupaten ramah anak.
“Intinya bagaimana cara kita menjadikan kabupaten ramah anak. Semua anak memiliki hak diperlakukan yang sama,” kata Bu Min saat menghadiri pertemuan Bu Nyai Nusantara di Pondok Pesantren Al-Karimi Tebuwung, Kecamatan Dukun, Rabu (7/9/2022).
Sebagai ketua Bu Nyai Gresik, wakil bupati perempuan pertama di Gresik tersebut memastikan kegiatan serupa akan berkelanjutan. Tujuannya untuk mereformasi cara pandang dalam mendidik anak-anak di dalam maupun di luar ponpes.
“Sejak dalam kandungan, anak-anak punya hak yang sama yaitu hak hidup, tumbuh kembang, perlindungan, dan partisipasi,” imbuh wakil bupati yang diusung PDI Perjuangan tersebut.
Bu Min menambahkan, kepada seluruh Bu Nyai agar dapat wujudkan lingkungan ponpes yang nyaman bagi para santri. Karena, sifat otoriter masih melekat pada beberapa pesantren dan harus diperbaiki.
“Meski tidak semua otoriter, maka harus dirubah. Karena bisa berdampak buruk pada ponpes dan mencoreng Gresik sebagai kota santri,” pungkasnya.
Diketahui, pertemua Bu Nyai Nusantara tersebut diikuti 73 Bu Nyai se-Kabupaten Gresik. Diantaranya Nur Khoiriyah PP Al-Maghfur Sekapuk, Aliyah Ghozali PP Assalafi Al-Kholili Gresik, Suaibatul Islamiyah PP Al-Hidayah Driyorejo, dan Ashimatul Wardah PP Qomaruddin Bungah. (mus/hs)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS