LAMONGAN – Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Muhammad Nabil Haroen atau akrab disaap Gus Nabil mengatakan, wayang telah menjadi media penting untuk menyebarkan pesan-pesan penting bagi masyarakat umum.
Ringgit Purwo, sebutan lain wayang kulit, juga menjadi media dakwah Wali Songo yang harus terus dilestarikan.
“Wayang terus berkembang dari zaman ke zaman. Karena telah menjadi media penerangan, dakwah, pendidikan, hiburan, pemahaman filsafat, serta hiburan,” kata Gus Nabil yang juga Ketua Umum Pimpinan Pusat Pagar Nusa, Senin (29/1/2024).
Gus Nabil menyampaikan salah satu puncak seni budaya bangsa Indonesia yang meliputi seni peran, seni suara, seni musik, seni tutur, seni sastra, seni lukis, seni pahat, dan seni perlambang ini sangat bagus untuk menumbuhkan karakter kuat.
“Tradisi luhur penyebar pesan ini telah dianggap memiliki nilai sangat berharga dalam pembentukan dan menumbuhkan karakter kuat dan jati diri bangsa serta peradaban Indonesia,” ujar Gus Nabil.
Sebelumnya telah dilaksanakan pagelaran wayang kulit dengan kisah sejarah Mahapatih Gajah Mada di Situs Sitinggil Desa Mojorejo, Kecamatan Modo, Lamongan, Jawa Timur dengan Lakon Kidung Madali.
Wayang yang diselenggarakan Paguyuban Budaya Wilwatikta dengan Lakon Kidung Madali dibawakan dalang Ki Ardhi Poerboantono dari Malang. Dia juga sebagai Pengurus Harian Pimpinan Pusat Pagar Nusa.
Sementara itu, Ki Ardhi mengungkapkan wayang dengan Lakon Kidung Madali ini berkisah tentang Gajah Mada ketika masih kecil. Saat itu Mada seorang diri menangis keras di Gunung Ratu, Ngimbang.
Menurutnya, masyarakat sekitar mempercayai tempat sebagai tempat lahir dan bertumbuhnya Jaka Mada. Dan akhirnya ditolong oleh Ki Gede Sidowayah karena mendengar bayi yang menangis di samping ibunya yang sudah meninggal dunia.
“Ki Gede Sidowayah menolong bayi tersebut dan memakamkan jasad perempuan yang merupakan ibu dari Gajah Mada. Ki Gede juga menemukan kotak yang berisi mahkota dan pakaian ratu, sehingga sejak saat itu gunung tersebut di beri nama Ratu,” ujar Ki ardhi.
Oleh Ki Gede Mada kecil dan kotak yang berisi mahkota dan pakaian ratu tersebut dititipkan ke Mbok Rondo Wora Wari di wilayah yang saat ini dinamai Kecamatan Modo.
“Ketika Gajah Mada telah mendapatkan posisi sebagai pimpinan prajurit, Ki Gede akhirnya membuka kisah Mada sewaktu ditemukannya di Gunung Ratu disamping jasad ibunya ke elite Kerajaan Majapahit,” tutur Ki Ardhi, usai memainkan wayang dengan Lakon Kidung Madali.
Selain dihadiri Gus Nabil, pagelaran wayang dengan Lakon Kidung Madali tersebut dihadiri Bupati Lamongan Yuhronur Efendi, Camat Modo, Camat Ngimbang, Ikatan Dukun Indonesia, penganut kepercayaan dan kapitayan. (mnh/hs)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS