MOJOKERTO – Cagub Jatim Saifullah Yusuf menyebut Al Maghfurllah KH Achyat Chalimy, pendiri Ponpes Sabilul Muttaqin, Kota Mojokerto, sebagai tokoh pejuang yang patut diteladani generasi muda.
Menurut Gus Ipul, Kyai Achyat adalah salah satu pejuang di masa kemerdekaan sejak saat masih muda. “Paling penting adalah kesetiaan beliau untuk bersama-sama membangun solidaritas perjuangan,” kata Gus Ipul, di acara Semaan Al-Quran Al-Ittihad dan Hadrah Ishari se-Jatim menyambut haul KH Achyat Chalimy, Kamis (12/4/2018) malam.
Selain Gus Ipul, hadir juga tokoh dan sejumlah kyai pengasuh pesantren di Mojokerto. Seperti Wali Kota Mojokerto yang juga alumni Sabilul Muttaqin, Mas’ud Yunus; Kabiro Humas dan Hukum Kemenpora Amar Ahmad.
Semangat kebersamaan yang dibangun Kyai Achyat dimulai dari Ponpes Tebuireng, Jombang. “Dimulai dari liwet (masak) bareng, sinau (belajar) bareng, ngaji bareng, muncul ide untuk ikut berjuang memerdekakan bangsa ini,” cerita Gus Ipul.
Kyai Achyat lantas menambah aktivitasnya dengan belajar silat yang kemudian membentuk semacam batalion. Dia termasuk salah satu pendiri Laskar Hizbullah, barisan pasukan militer yang terdiri dari kyai, santri serta kalangan masyarakat lainnya.
Pasukan ini berjihad melawan sekutu yang hendak menjajah kembali setelah Indonesia merdeka di 1945. Di Laskar Hizbullah, Kyai Achyat adalah pemimpin kompi khusus yang tugasnya mengawal para ulama di barisan sabilillah.
Kyai Achyat juga pernah ditunjuk sebagai Ketua Ansor Nahdlatoel Oelama (ANO) Mojokerto, dan pernah terpilih sebagai anggota konstituante (semacam MPR) pada masa berlakunya UUDS RI Tahun 1950 selama dua tahun.
“Semangat perjuangan berubah dengan semangat mencerdaskan anak-anak bangsa. Kiai Achyat berjuang untuk meningkatkan kualitas SDM anak Indonesia,” urai Gus Ipul.
Kemarin Gus Ipul juga menghadiri undangan pertemuan silaturahmi bersama ribuan Muslimat NU di Ponpes Al-Falah, Ploso, Mojo, Kediri.
Mengenakan seragam kebesaran Muslimat berwarna hijau-hijau, ibu-ibu tersebut secara terbuka menyatakan dukungan kepada keponakan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ini dengan berbagai alasan. Satu di antaranya ingin patuh dengan ajakan atau dawuh kyai.
“Tidak hanya Muslimat Kediri, tapi ada juga beberapa tokoh Muslimat dari Blitar yang rawuh karena ingin memberikan dukungan kepada Gus Ipul,” kata KH Nurulhuda Djazuli, pengasuh pesantren Al-Falah Ploso.
Dalam kesempatan ini, KH Nurul Huda meminta para elit Muslimat tidak mengintimidasi anggotanya yang akan mendukung Gus Ipul. Apalagi Gus Ipul adalah calon pilihan kyai sedangkan Muslimat adalah organisasi di bawah naungan para kyai.
“Gus Ipul ini pilihan kyai. Dan tidak mungkin kyai itu memilihkan yang buruk. Jadi Gus Ipul ini pilihan kyai dan sebagai warga Muslimat sangat disayangkan jika tidak nurut kyai. Jadi jangan sampai melarang-larang Muslimat nurut kyai,” ujarnya.
Senada, pengasuh Pesantren Al Amin, Kediri KH Anwar Iskandar mengatakan, Muslimat adalah organisasi para santri sehingga mengikuti ulama dan kyai adalah sebuah keharusan.
“Ibnu Malik, Al-Andalusy mengatakan, ilmu seseorang santri bisa spontan hilang kalau tidak nurut guru atau kyai. Muslimat saat ini berbondong-bondong berbalik dan kembali nurut kyai pilih Gus Ipul,” kata KH Anwar. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS