BLITAR – Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Provinsi Jawa Timur, Guntur Wahono mendukung didirikannya Sanggar Pamoksan di area Candi Wringin Branjang, Desa Gadungan, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar.
Bentuk dukungan tersebut dia lakukan dengan melakukan kerja bakti atau gugur gunung bersama dengan masyarakat, tokoh masyarakat, para perangkat desa.
Tak berhenti di situ, dia juga akan membantu mencarikan program dari anggaran APBD Provinsi Jawa Timur untuk pembangunan jalan.
“Jadi untuk pembangunan jalan itu nanti juga bakal di-support oleh TNI melalui TNI Manunggal Masuk Desa (TMMD) kemudian ada dari Polisi serta dari Persatuan Keluarga Besar Blitar yang ada di berbagai daerah, dengan harapan gagasan yang sangat luar biasa ini bisa terwujud,” beber Guntur, di Blitar, Jumat (22/4/2022).
Guntur menjelaskan, dukungan yang dia berikan ini tidak lain karena Candi Wringin Branjang ini nantinya bakal didirikan sebuah bangunan besar berupa Sanggar Pamoksan. Sanggar Pamoksan sendiri didirikan sebagai simbol perlawanan Pahlawan Peta Supriyadi melawan Jepang.

Konon menurut cerita masyarakat, di area Candi Wringin Branjang inilah tempat di mana Supriyadi terakhir menghilang.
“Jadi setelah perang dengan tentara Jepang, Supriyadi bersama pasukannya lari ke Gunung Gedang dan terakhir menghilang di situ,” terang Sekretaris Badan Kebudayaan Nasional (BKN) DPD PDI Perjuangan Jatim ini.
“Konon waktu itu beliau dan pasukannya melepaskan bajunya di situ dan lantas meninggalkan tempat itu dan tidak diketahui keberadaannya hingga sekarang,” imbuh dia.
Guntur menjelaskan, Sanggar Pamoksan nantinya bakal digunakan untuk kegiatan kebudayaan, terutama kegiatan budaya untuk menggembleng kader-kader bangsa agar berjiwa nasionalis.
Sehingga heroik dari Pahlawan Peta Supriyadi bakal terus dikembangkan dan diteruskan oleh para generasi muda yang ada di Blitar dan sekitarnya.

Di tempat tersebut, sambung Guntur juga akan digunakan sebagai tempat untuk pawiyatan budaya Jawa. Meliputi tulis aksara Jawa, baca aksara Jawa hingga tentang perilaku orang Jawa, yakni subo santun, etika dan subosito.
Termasuk budaya seni juga akan diajarkan di tempat itu. Mengenai Kaweruh tentang Jowo Jawi Jowo Beneh.
“Jadi perilaku sikap agar orang itu berperilaku sesuai ucapan dan tindakan juga akan diajarkan di tempat itu, agar ilmu atau ajaran jawa tidak akan hilang. Karena ajaran Jawa ternyata masih ada hingga sekarang dan masih dilestarikan oleh para penghayat kebudayaan jawa, penghayat kabudayan jawa, orang kejawen dan lain sebagainya,” jelas Guntur.
Oleh sebab itu DIA berharap, satu tahun ke depan Sanggar Pamoksan ini bisa selesai dan dapat difungsikan. Untuk itu, dia meminta semua elemen masyarakat bisa berpartisipasi bergotong-royong mewujudkan gagasan besar ini.
“Untuk lahan Sanggar Pamoksan ini nantinya berada di area Perhutani. Namun sudah ada perjanjian kerjasama dengan pihak Perhutani dengan Yayasan Pembela Tanah Air (Yapeta). Para instruktur budaya juga sudah siap untuk mengajarkan keilmuan Jawa, baik baca tulis,tentang perilaku sikap atau kegiatan meditasi spiritual demi menunjang suksesnya sanggar tersebut,” pungkasnya. (arif/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS