BANYUWANGI – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi, Jawa Timur, meyemarakkan bulan Ramadan dengan gelaran Festival Islami Musik Patrol dan Kuntulan. Selain itu, festival tersebut juga untuk menghidupkan khazanah tradisi dan budaya di “Bumi Blambangan” itu.
Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, mengatakan, bagi masyarakat, musik patrol dan tari kuntulan menjadi kesenian yang melekat dengan bulan Suci Ramadan.
“Banyuwangi ingin nguri-nguri budaya lokal melalui tradisi yang unik dan menarik ini. Selain sebagai hiburan masyarakat, harapan kami festival ini juga menjadi sarana pemulihan ekonomi warga,” ujar Bupati Ipuk di Banyuwangi, Kamis (6/4/2023).
Menurut Bupati Ipuk, musik patrol dan tari kuntulan sudah lama dijadikan sebagai sarana syiar Islam bagi masyarakat Banyuwangi. Hal tersebut serupa dengan pendekatan Wali Songo ketika menyiarkan Islam di Tanah Jawa.
Selain itu, tambah politisi PDI Perjuangan itu, kesenian lokal tersebut juga berperan dalam merajut keharmonisan dalam hidup bertetangga. Dalam tradisi patrol, misalnya tercermin rasa saling peduli dan guyup rukun.
“Kami berharap festival ini bisa terus digelar setiap tahun agar kebudayaan dan tradisi ini terus lestari. Kami ingin musik patrol dan tari kuntulan bisa terus dimainkan oleh lintas generasi,” jelasnya.
Seperti diketahui, musik patrol dimainkan oleh warga setiap Ramadan menjelang waktu makan sahur. Meriahnya musik patrol membangunkan warga Muslim untuk menyiapkan menu makan sebelum berpuasa.
Pada Rabu (5/4) malam, Festival Islami Musik Patrol dan Kuntulan menyemarakkan suasana malam Ramadan di pusat kota Banyuwangi. Sepuluh kelompok musik patrol dan lima kelompok penari kuntulan menghibur masyarakat yang hadir dari berbagai daerah.
Peserta musik patrol merupakan finalis hasil seleksi daring yang digelar beberapa waktu lalu. Mereka adalah kelompok patrol terbaik yang berasal dari berbagai kecamatan, antara lain Giri, Singojuruh, Glagah, Cluring, dan Banyuwangi.
Mereka tampil di atas panggung yang digelar di halaman Stadion Diponegoro. Menyanyikan lagu religi bernuansa tradisional, masing-masing anggota kelompok memainkan alat musik khas patrol seperti kentongan, seruling, dan angklung.
Setelah tampil di panggung, mereka kemudian berpatrol ria keliling wilayah kota Banyuwangi. Penampilan kelompok patrol yang unik dengan membawakan musik asyik menyedot perhatian masyarakat.
Sementara Kuntulan merupakan tari tradisional Banyuwangi yang ditampilkan dengan perpaduan nuansa Timur Tengah. Pentas tari dipadukan dengan alunan alat musik rebana dan kluncing. (set)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS