BANYUWANGI – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi, Jawa Timur, menggelar Festival Arsitektur Nusantara yang menjadi ajang anak muda dalam adu kreasi. Selama tiga hari, sejak Jumat hingga Minggu (25-27/11/2022), festival tersebut menampilkan hasil karya para anak muda, mulai dari desain masterplan perumahan masyarakat berpenghasilan rendah, adu konsep tata ruang hingga lomba fotografi sejumlah bangunan ikonik Banyuwangi, yang dipamerkan di Gedung Juang 45 Banyuwangi.
“Saya juga mengapresiasi kreasi para anak muda Banyuwangi. Semoga nanti akan lahir para arsitek top dari Banyuwangi yang karyanya bisa mendunia,” ujar Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, di Banyuwangi, Senin (28/11/2022).
Bupati Ipuk menjelaskan, sentuhan para arsitek memiliki peran penting dalam proses pembangunan. Kehadiran arsitektur tidak hanya menjamin kualitas bangunan, namun juga meliputi fungsional, artistik dan sisi-sisi lain yang jarang diperhatikan.
“Tidak sekadar indah dilihat, tapi juga memegang prinsip-prinsip ramah lingkungan dan efisien sehingga manfaatnya bisa dirasakan oleh banyak pihak. Tidak asal mewah dan indah,” jelas Bupati Ipuk.
Bandara Internasional Banyuwangi merupakan salah satu bangunan yang mendapat sentuhan arsitek. Bangunan yang dirancang oleh Andramatin itu mengedepankan konsep ramah lingkungan dan atribusi lokalitas.
“Alhamdulillah, Bandara Banyuwangi tidak hanya nyaman, tapi juga banyak mendapat apresiasi dari tingkat nasional hingga internasional,” tuturnya.
“Baru-baru saja, Bandara Banyuwangi ini mendapatkan penghargaan internasional dalam bidang arsitektur, Aga Khan Award. Ini merupakan penghargaan yang diterima Indonesia setelah lebih dari 20 tahun absen,” tambahnya.
Politisi PDI Perjuangan itu berharap dengan terselenggaranya Festival Arsitektur Nusantara dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menghadirkan bangunan yang baik dan sadar lingkungan.
“Sehingga nantinya tata ruang di Banyuwangi bisa semakin baik,” tutur dia.
Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya, Perumahan dan Pemukiman Kabupaten Banyuwangi, Danang Hartanto, mengungkapkan kegiatan tersebut menjadi ajang bagi para peminat dunia arsitektur.
Menurutnya, peserta Festival Arsitektur Nusantara tidak hanya yang dari Banyuwangi saja, tapi juga dari luar kota juga banyak yang tertarik untuk terlibat. Ia menyebutkan ada ratusan peserta yang terlibat dalam sejumlah lomba yang digelar dalam Festival Arsitektur Nusantara itu.
Tidak kurang 78 peserta yang mengikuti wawarah in osing atau konsep tata ruang, 49 peserta lomba masterplane perumahan MBR dan 44 peserta lomba fotografi bangunan bertema etnik elite.
“Untuk lomba wawarah in Osing dimenangkan oleh pasangan Julia Rimadini dan Khoirunnisa. Sedangkan untuk lomba desain masterplane perumahan MBR dimenangkan oleh Riski Saputra. Adapun lomba fotografi dijuarai oleh Ikrom Nur Wahid Setiawan,” terangnya. (set)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS