Rabu
16 Juli 2025 | 4 : 04

Ekonomi Kerakyatan Ala Eri Cahyadi, Mulai e-Peken hingga Padat Karya

pdip-jatim-221128-ec-padat-karya-1

SURABAYA – Setelah pandemi Covid-19 mereda, Wali Kota Eri Cahyadi sangat getol mengembangkan program ekonomi kerakyatan di Kota Surabaya.

Program tersebut berhasil mendongkrak pertumbuhan ekonomi Surabaya hingga saat ini mencapai 7,17 persen. Angka itu lebih tinggi ketimbang pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Timur dan nasional.

Program ekonomi kerakyatan ini menjadi kunci utama keberhasilan Surabaya dalam membangkitkan ekonomi yang sempat terpuruk di masa pandemi Covid-19.

Saat itu, tepatnya di tahun 2020, pertumbuhan ekonomi terpuruk dan minus di angka -4,85 persen, kemudian meningkat tajam di tahun 2021 hingga mencapai 4,29 persen atau meningkat sekitar 8 persen. Selanjutnya, di tahun 2022 naik lagi ke angka 7,17 persen atau naik sekitar 3 persen.

“Alhamdulillah pertumbuhan ekonomi Surabaya terus meningkat hingga mencapai 7,17 persen, dan itu lebih tinggi dari Jatim dan nasional. Sinergi kuat yang kita bangun bersama semua stakeholder di Surabaya melalui program ekonomi kerakyatan terbukti berhasil,” ucap Eri di Surabaya, kemarin.

Selama beberapa tahun terakhir ini, Surabaya sudah menerapkan program ekonomi kerakyatan, di mana semua kebutuhan di Kota Pahlawan dipenuhi oleh UMKM dan toko kelontong yang tersebar di berbagai penjuru kota.

Seluruh aparatur sipil negara (ASN) Pemkot Surabaya dan siswa SD-SMP, kebutuhan batik dan seragamnya memakai buatan UMKM Surabaya.

Saat ini, Pemkot Surabaya juga memanfaatkan platform digital dengan membuat e-commerce pemerintahan pertama di Indonesia, yaitu e-Peken Surabaya. Pada aplikasi tersebut ada sekitar 500 pedagang toko kelontong yang menyediakan berbagai kebutuhan pokok.

Konsumen tetapnya adalah para ASN Pemkot Surabaya yang diwajibkan membeli semua kebutuhan pokoknya dari aplikasi e-Peken tersebut.

Bahkan, kini e-Peken itu juga sudah dibuka untuk publik, sehingga semua orang bisa ikut berbelanja di e-commerce tersebut.

“Sejumlah toko di e-Peken itu omzet transaksinya bahkan ada yang meningkat 500 persen lebih. Tentu ini akan sangat membantu warga yang di bawah, sehingga perekonomian terus berputar,” bebernya.

Selain e-Peken, Pemkot Surabaya juga terus mengembangkan program padat karya yang di sebar di seluruh kecamatan di Kota Surabaya. Padat karya ini berbeda-beda di setiap kecamatan tergantung potensinya di setiap wilayah.

Padat karya ini banyak memanfaatkan lahan tidur atau lahan bekas tanah kas desa (BTKD) di setiap kecamatan, sehingga padat karya ini ada yang pertanian dan non-pertanian.

Menurut wali kota yang juga kader PDI Perjuangan tersebut, padat karya hadir untuk memancing masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) Surabaya agar mau bekerja dan berusaha.

“Ketika sudah bekerja, kami pastikan mereka mendapatkan pendapatan yang layak, yakni sebesar Rp 2-3 juta per bulan. Bahkan, padat karya paving dan jahit sudah ada yang mendapatkan pendapatan sampai Rp 6 juta perbulan,” terang Eri.

Saat ini, program padat karya yang tersebar di seluruh Surabaya itu sudah banyak menyerap tenaga kerja di Surabaya.

Apalagi, ketika Pemkot Surabaya merealisasikan program dandan omah, para pekerjanya diambil dari warga sekitar, sehingga warga yang pengangguran bisa ikut bekerja dengan program yang dilakukan oleh pemkot itu.

Tak heran jika tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada 2022 menurun 2 persen, tepatnya di angka 7,62 persen.

Sebelumnya, angka pengangguran terbuka itu naik drastis pada tahun 2019 di angka 5,76 persen. Kemudian, pada saat pandemi Covid-19 tahun 2020 meningkat menjadi 9,79 persen.

Selanjutnya, pada tahun 2021 angka TPT itu menjadi 9,68 persen, dan akhirnya pada 2022 di triwulan II turun menjadi 7,62 persen.

Program ini tujuan akhirnya mengentas kemiskinan di Surabaya. Karena itu, saat mengembangkan padat karya, semua pihak di minta untuk meninggalkan ego sektoral, tapi harus memiliki kebersamaan dan gotong royong, sehingga ekonomi kerakyatan bisa digerakkan.

“Alhamdulillah program padat karya ini sudah menjadi percontohan nasional untuk mengentas kemiskinan,” ucapnya.

Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bappedalitbang) Kota Surabaya Febrina Kusumawati mengatakan salah satu fokus Pemkot di tahun 2022 adalah pemulihan ekonomi dan mengatasi pengangguran yang meningkat akibat pandemi Covid-19.

Hal itu dilakukan dengan upaya penguatan sektor UMKM, pemulihan wisata, dan program padat karya. (dhani/pr)

BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Tag

Baca Juga

Artikel Terkini

SEMENTARA ITU...

Genjot Produksi Tebu, Bupati Kediri Bakal Kawal Kebutuhan Pupuk Petani

KEDIRI – Bupati Hanindhito Himawan Pramana (Mas Dhito) berkomitmen untuk mengawal ketersediaan pupuk guna ...
LEGISLATIF

Pentingnya Sinergi Mitigasi Bencana Industri oleh Perusahaan dan Pemkab Ngawi

NGAWI – Terbakarnya pabrik sepatu PT Dwi Prima Sentosa menjadi peristiwa memilukan di Ngawi, awal bulan ini. ...
SEMENTARA ITU...

Tinjau Rumah Ilmu Arek Suroboyo, Eri Optimis Pertumbuhan Karakter Anak Akan Meningkat

SURABAYA – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengunjungi Rumah Ilmu Arek Suroboyo (RIAS) untuk melihat proses ...
KABAR CABANG

Komedian Jember Cak Londo Koplak: Saya Ingin Bareng PDIP Ngopeni Kesenian Tradisional

JEMBER – Komedian terkenal di Kabupaten Jember, Wijaya, akrab dikenal Cak “Londo Koplak” memutuskan bergabung ...
SEMENTARA ITU...

Ratusan Hektar Sawah Diserang WBC, Ponorogo Siapkan Penyemprotan Pestisida hingga Tanam Refugia

PONOROGO – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ponorogo akan bertindak cepat mengendalikan penyebaran hama wereng yang ...
LEGISLATIF

Proses Perizinan Lamban, Bulek Minta Pemkot Surabaya Sederhanakan Regulasi

SURABAYA – Anggota Komisi B DPRD Kota Surabaya, Budi Leksono (Buleks) minta pemerintah kota (Pemkot) setempat ...