SURABAYA – Ketua Komisi E DPRD Jawa Timur Sri Untari Bisowarno menyambut baik rencana Gubernur Khofifah yang akan menerapkan Talent DNA secara sistemik di sekolah-sekolah.
Rencana tersebut disampaikan Khofifah dalam pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan kepala sekolah satuan pendidikan tingkat SMA, SMK, dan SLB di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur di Surabaya, Jumat (16/5/2025).
“Saya sangat mendukung jika Talent DNA benar-benar diterapkan secara sistemik di sekolah-sekolah kita. Ini terobosan penting karena memudahkan kita mengetahui karakter anak-anak secara cepat dan tepat. Apalagi sekarang sudah dibantu teknologi artificial intelligence,” ungkap Untari, Sabtu (17/5/2025).
Menurutnya, sistem pendidikan nasional sudah terlalu lama menilai anak hanya berdasarkan nilai kognitif. Padahal setiap anak memiliki keunikan dan kekuatan yang tidak selalu terukur dengan ujian standar.
Talent DNA adalah metode pemetaan potensi anak dengan alat ukur yang terintegrasi dengan kecerdasan buatan.
Melalui metode ini, sekolah bisa mengidentifikasi gaya belajar, kekuatan dominan, potensi kepemimpinan, hingga risiko psikologis yang mungkin dihadapi seorang siswa.
Metode ini dikembangkan Ary Ginanjar dan telah diterapkan di beberapa lembaga pendidikan dan pelatihan kepemimpinan nasional.
“Anak-anak kita sekarang hidup di era informasi yang begitu deras. Mereka rentan stres, bingung memilih arah hidup, bahkan tidak sedikit yang mengalami gangguan psikologis sejak usia sekolah. Dengan Talent DNA, kita bisa intervensi lebih dini,” sebut Sekretaris DPD PDI Perjuangan Jatim tersebut.
Untuk itu, penasihat Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jatim tersebut menekankan bahwa guru bimbingan konseling (BK) dan kepala sekolah perlu mendapatkan pelatihan khusus agar bisa menindaklanjuti hasil pemetaan Talent DNA secara efektif.
“Talent DNA bisa membantu kita memahami karakter siswa. Tapi lebih dari itu, sekolah harus jadi ruang aman. Kepala sekolah, guru BK, dan seluruh tenaga pendidik harus bersinergi untuk mencegah perundungan,” tegasnya.
Terkait pelantikan 198 kepala sekolah ini, dia menyoroti sejumlah tantangan besar yang masih membayangi dunia pendidikan di Jawa Timur. Salah satunya adalah masih ada lebih dari 500 sekolah negeri di tingkat SMA dan SMK yang belum memiliki kepala sekolah definitif.
“Dispendik harus segera melakukan rekrutmen atau open bidding untuk mengisi kekosongan ini. Kita butuh kepala sekolah yang siap bekerja, terbuka terhadap perubahan, dan paham bahwa dunia pendidikan sedang menghadapi tantangan besar,” tegasnya.
Untari menekankan pentingnya transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan sekolah. Dia mengakui bahwa masih ada laporan praktik pungutan liar yang mencoreng nama dunia pendidikan.
“Kita tidak bisa menutup mata. Ada praktik pungutan liar di beberapa sekolah. Maka kepala sekolah baru harus membangun kerja sama yang baik dengan komite sekolah. Semua harus transparan dan akuntabel. Kalau memang butuh partisipasi orang tua, harus dijelaskan dengan terbuka,” ujarnya. (yols/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS