SURABAYA – Ketua Komisi E DPRD Jawa Timur, Sri Untari Bisowarno, mendukung gagasan pendirian Museum Arhanud (Artileri Pertahanan Udara) oleh Pusat Pendidikan Arhanud (Pusdik Arhanud) TNI AD.
Dia menilai, ide tersebut bukan hanya bentuk pelestarian sejarah militer, namun juga menjadi sarana penting dalam memperkuat pemahaman publik, khususnya generasi muda, mengenai peran strategis pertahanan udara dalam menjaga kedaulatan bangsa.
“Saya apresiasi ide dan gagasan untuk Museum Arhanud. Museum ini menjadi museum penting dalam pergerakan kesejarahan artileri udara,” ungkap Sri Untari di Surabaya, Kamis (10/7/2025).
Museum yang digagas jajaran Pusdik Arhanud Malang ini dirancang sebagai pusat edukasi sejarah pertahanan udara nasional, menampilkan koleksi sistem persenjataan, dokumentasi operasi militer, serta jejak peran Arhanud sejak masa kemerdekaan hingga kini.
Menurut Untari, kehadiran museum tersebut akan menguatkan nilai-nilai nasionalisme dan mengenalkan kembali peran strategis TNI AD, khususnya dalam bidang pertahanan udara, kepada masyarakat luas.
“Ini penting kami support agar tentara yang baru, tahu tentara lama seperti apa. Ini juga bisa menjadi media pembelajaran bagi generasi muda,” tegasnya.
Penasihat Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jatim tersebut menekankan bahwa pendirian Museum Arhanud tidak boleh hanya dilihat sebagai proyek infrastruktur semata, tetapi sebagai upaya membangun kesadaran sejarah dan semangat kebangsaan melalui pendekatan budaya.
“Semangat ini diceritakan dalam museum,” jelasnya.
Dia pun minta Pemerintah Provinsi Jawa Timur memberikan perhatian dan dukungan konkret terhadap rencana tersebut. Menurutnya, komitmen daerah sangat diperlukan agar pendirian museum ini bisa segera terealisasi dan menjadi kebanggaan baru bagi warga Jawa Timur, khususnya di wilayah tempat Pusdik Arhanud berada, yakni di kawasan Malang.
“Kami minta provinsi untuk bisa memberikan bantuan segera terwujud,” tegasnya.
“Ini adalah ruang pendidikan kebangsaan yang hidup. Kita tidak bisa hanya berharap generasi muda belajar sejarah dari buku, mereka perlu melihat langsung, menyentuh, merasakan atmosfir perjuangan. Dan museum bisa menjawab kebutuhan itu,” pungkas Untari. (yols/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS