BANYUWANGI – Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, mengatakan bahwa pihaknya akan terus mendukung pengembangan komoditas pertanian, salah satunya, pisang cavendish atau ambon putih yang saat ini mulai berkembang di Banyuwangi dan diminati pasar.
“Potensinya besar dan kita memiliki alam yang cocok untuk jenis pisang ini,” ujar Bupati Ipuk saat mengunjungi sentra pisang cavendish milik Sunarto di Kecamatan Cluring, Rabu (3/7/2024).
Sehingga kemudian, lanjut Bupati Ipuk, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi akan berupaya untuk mengoptimalkan agar pendapatan dan kesejahteraan petani Banyuwangi bisa meningkat.
Bupati Ipuk menjelaskan, pisang cavendish juga merupakan komoditas buah tropis yang sangat populer di dunia sehingga memiliki prospek pasar yang luas.
“Pengembangan buahnya diharapkan dapat meningkatkan pendapatan petani hortikultura di Banyuwangi,” tutur politisi PDI Perjuangan itu.
Seperti diketahui, Sunarto memiliki total luasan tanaman pisang Cavendish mencapai 10 hektar. Dia mengembangkan pisang Cavendish jenis Grand Nine (G9) yang memiliki ukuran buah lebih besar, tekstur daging buah yang lembut, serta rasa manis asam.
Dia menceritakan, awalnya dia merupakan petani cabai, namun sejak lima tahun lalu, dia beralih menjadi petani pisang Cavendish karena dinilai lebih menguntungkan. Selain harganya lebih stabil, perawatannya tidak rumit dan biaya operasionalnya juga lebih murah.
“Permintaan pisang cavendish sangat tinggi, sehingga prospek ke depan lebih menjanjikan. Kita tidak kerepotan mencari pasar karena buah ini sangat diminati,” terangnya.
Rata-rata satu pohon miliknya mampu memproduksi pisang cavendish seberat 20 kilogram dan hasil panennya akan langsung diambil oleh pengepul, untuk diproses dan dipasarkan ke sejumlah supermarket di wilayah Surabaya, Bali, dan beberapa kota besar lainnya.
“Harga dari kami Rp6.000 per kilogram. Jadi, kalau dirata-rata per pohon bisa menghasilkan Rp120.000,” ujarnya.
Sunarto sendiri menanam 500 pohon Cavendish di lahannya. Kalau dirata-rata, produksinya bisa mencapai 1 ton dengan omset mencapai Rp60 juta dalam satu musim tanam. (ftr/set)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS