BATU – Media sosial hari ini menjadi instrumen yang tidak bisa dilepaskan dalam kehidupan sehari-hari. Ribuan ide, gagasan, pikiran, dan pandangan setiap harinya disebarkan melalui berbagai macam platform media sosial yang ada.
Masifnya perkembangan media sosial ini kemudian juga turut mempengaruhi advokasi yang dilakukan kepada kaum-kaum yang mengalami ketidakadilan dan penindasan.
“Tanpa harus kita datang secara fisik, itu tidak membatasi ide untuk datang dan bertukar pikiran antar kita. Begitulah, saya melihat apa yang menjadi advokasi basis massa dan strategi gerakan di masa sekarang,” ujar Budiman Sudjatmiko kepada para peserta Pendidikan Kader Madya di Wisma Perjuangan, Jumat (10/12/2021).
Dalam melakukan advokasi, basis massa merupakan aspek yang tidak bisa dilepaskan. Gerakan advokasi yang dilakukan pada era reformasi dan saat ini jelas berbeda secara metode dan taktis gerakan. Termasuk bagaimana PDI Perjuangan bisa hadir di tengah masyarakat, secara responsif untuk menanggapi berbagai isu terkait ketidakadilan, ketimpangan, dan penindasan.
“Agar sikap politik ini dapat diletakkan dalam konteks hari ini. Agar pembuatan basis massanya cocok dengan laju perkembangan teknologi. Media sosial ini penting karena partai sekecil apapun ini bisa bergema,” ungkapnya.
Walaupun metode dalam melakukan pengadvokasian berubah mengikuti perkembangan dan dinamika zaman, Politisi PDI Perjuangan itu mengingatkan harus ada prinsip yang dipegang teguh dalam bergerak.
PDI Perjuangan memiliki ideologi dan cita-cita politik yang jelas. Ideologi dan cita-cita partai inilah, yang menurut Budiman, menjadi pedoman kita untuk bergerak melakukan kerja-kerja advokasi.
“Bung Karno membicarakan soal basis massa dan strategi gerakan itu sebagai Machtsvorming dan Machtsaanwending,” jelasnya.
“Machtsvorming adalah penggalangan kekuatan massa. Sedangkan, Machtsaanwending adalah penggunaan dan pemanfaatan massa yang sudah tergalang untuk tujuan strategi tertentu,” tambah Budiman.
Aktivis 98 itu menegaskan, walaupun dunia berkembang pesat, namun basis massa tidak boleh dipandang sebagai segerombolan manusia yang tidak memiliki tujuan dan dipandang sebelah mata.
“Kalau PDI Perjuangan mau berbicara advokasi basis massa, maka sesungguhnya harus dibentuk sebuah sikap politik, yang itu kemudian disebarkan kepada massa. Yang massa itu nanti akan berkerumun dengan sendirinya,” tandas Budiman.
Hal ini, kemudian juga menguatkan PDI Perjuangan sebagai partai politik yang dikenal responsif dan memiliki kepekaan terhadap isu-isu yang ada di sekitarnya.
“Yang secara langsung akan dapat menarik simpati dan ketertarikan masyarakat, yang bisa mendongkrak serta memberikan dampak secara elektoral,” tandasnya (yolan/set)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS