BANDUNG – Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri mengaku bangga dan terharu atas penganugerahan gelar doktor honoris causa (Dr HC) dalam bidang politik dan pemerintahan dari Universitas Padjadjaran (Unpad). Hal itu dia ungkapkan saat menyampaikan orasi ilmiah “Bernegara Dengan Satu Keyakinan Ideologi”, di Graha Sanusi Hardjadinata Unpad Kota Bandung, Rabu (25/5/2016).
“Saya ucapkan terima kasih atas pemberian gelar doktor honoris causa di bidang politik dan pemerintahan ini. Saya terharu dan bangga,” kata Megawati Soekarnoputri.
Ketua Umum PDI Perjuangan ini menuturkan, seluruh kenangannya kembali pada peristiwa ketika dirinya dilantik sebagai mahasiswi di Unpad 51 tahun lalu. Saat itu dia masih berusia 18 tahun, dan oleh ayahandanya yakni Ir Soekarno diharuskan masuk ke Fakultas Pertanian Unpad karena urusan pangan merupakan urusan mati hidupnya bangsa.
Meski Megawati sangat tertarik ilmu psikologi, namun Bung Karno sangat kokoh dan meyakinkan dirinya, untuk memasuki dunia yang menjadi mata pencaharian terbesar rakyat Indonesia.
Akhirnya melalui praktik membumikan ilmu pertanian secara langsung bersama para petani, dirinya tidak hanya mengerti secara ideologis tentang hakikat kedaulatan pangan. Melalui ilmu pertanian, Megawati akhirnya memahami bahwa fundamen terpenting bagi bangsa Indonesia untuk maju, antara lain diukur dari kemampuan untuk berdiri di atas kaki sendiri di bidang pangan bagi rakyatnya.
Menurutnya, ilmu pertanian menjadi jalan kerakyatan yang terbuka lebar untuk memahami keseluruhan perikehidupan rakyat Indonesia. Melalui ilmu tersebut, Megawati menjadi paham bahwa hakikat politik sejatinya adalah membangun peradaban yang berangkat dari realitas kehidupan rakyatnya.
“Petani adalah gambaran nyata wong cilik, di mana seluruh keberpihakan politik seharusnya ditujukan kepada mereka. Inilah kesadaran yang muncul ketika saya belajar di kampus ini,” ucap dia.
Namun, malang tidak dapat ditolak karena badai politik yang terjadi saat itu akhirnya berimbas pada status kemahasiswaan Megawati Soekarnoputri. “Hanya dua tahun kesempatan untuk belajar di Universitas Padjadjaran ini. Kesemuanya memaksa saya untuk tidak melanjutkan kuliah di kampus ini,” ungkapnya.
Pada akhirnya, lanjut dia, bukan hanya ilmu pertanian dari Unpad yang diperoleh. Namun di tempat tersebut mentalnya ditempa untuk belajar memahami dan bertahan pada keyakinan terhadap ideologi dalam arti yang sesungguhnya.
“Peristiwa yang saya alami di kampus inilah yang kemudian membentuk saya menjadi seorang politisi dan memilih untuk terus mengorganisir rakyat melalui jalan kepartaian,” tuturnya. (goek/*)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS