MALANG – Anggota Komisi D DPRD Jawa Timur Dewanti Rumpoko minta pihak eksekutif agar sosialisasi Bus Trans Jatim Koridor Malang Raya dimasifkan. Menurut dia, hingga saat ini masih banyak warga yang belum tahu program ini.
Dewanti menjelaskan minimnya sosialisasi membuat banyak warga belum tahu. Artinya, dalam situasi itu belum sepenuhnya semua setuju. “Sosialisasi belum dilakukan, jadi belum semua setuju karena belum paham,” kata Dewanti, Minggu (12/10/2025).
Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan Jatim itu menyebut, kehadiran Trans Jatim bakal membawa dampak positif, terutama bagi warga, mahasiswa hingga wisatawan. Terlebih, ada lebih dari 100 ribu mahasiswa baru datang ke Malang Raya setiap tahunnya.
“Di saat itu kan mereka belum punya kendaraan sendiri. Mereka bisa pakai Trans Jatim, jadi lebih hemat dan aman. Begitu juga wisatawan dari luar kota seperti Jakarta, bisa langsung terlayani tanpa keluar biaya transportasi mahal,” kata mantan Wali Kota Batu itu.
Meski begitu, dia berharap program transportasi publik ini tak sampai mematikan mata pencaharian sopir angkot. Soal ini, kata dia, sudah ada titik temu dari pertemuan antara Dishub Jatim dan para sopir, baik dari kebijakan subsidi tarif hingga rute.
“Kami minta Dishub Jatim terus turun ke lapangan untuk menjelaskan program ini, biar masyarakat dan para sopir paham betul dan segera ada win-win solution,” ujarnya.
Dia mengapresiasi kebijakan subsidi tarif dari Pemprov Jatim. Dengan ongkos hanya Rp5 ribu sekali jalan, masyarakat bisa menikmati armada ber-AC dengan sistem pembayaran non-tunai.
“Kalau masuk hitungan, Rp5 ribu jelas nggak nutup biaya operasional. Tapi ini kan program pelayanan publik. Dampaknya besar, bisa memutar ekonomi dan membantu masyarakat,” jelas Dewanti.
Dia menambahkan, subsidi bisa dikurangi secara bertahap jika nanti program ini terbukti efektif dan diminati warga. “Kalau sudah benar-benar memberi manfaat dan dibutuhkan keberadaannya, secara bertahap subsidi akan dihilangkan,” katanya.
Dewanti berharap, saat nanti operasional Trans Jatim di koridor Malang Raya mulai beroperasi, dukungan dari semua pihak terutama sopir angkot semakin kuat.
“Ini bukan soal siapa kalah atau menang. Tapi bagaimana kita sama-sama maju, membangun sistem transportasi yang lebih baik untuk warga,” tutupnya. (ull/pr)