GRESIK – Anggota Komisi IV DPRD Gresik Noto Utomo, menggelar public hearing melibatkan kelompok ibu-ibu di Dusun Pereng Kulon, Desa Melirang, Kecamatan Bungah, Kabupaten Gresik, Minggu, 21 September 2025.
Pertemuan itu menjadi ajang penyampaian aspirasi strategis warga, mulai dari isu pendidikan inklusif hingga penyerapan tenaga kerja bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dan penyandang disabilitas.
Para peserta menyampaikan perlunya pembinaan bagi guru yang mendampingi siswa ABK. Selama ini, Unit Pelaksana Teknis (UPT) ABK di Kabupaten Gresik hanya tersedia di wilayah kota, sehingga akses bagi guru di daerah cukup terbatas.
“Dengan adanya pembinaan, guru bisa lebih siap menghadapi siswa ABK sekaligus mendorong terwujudnya pendidikan inklusif,” kata Noto Utomo saat dikonfirmasi, Senin 22 September 2025.
Tidak hanya itu, ibu-ibu juga mengusulkan pemberian insentif khusus bagi guru pendamping ABK. Selain itu, pembangunan Sekolah Luar Biasa (SLB) di wilayah pantura juga menjadi harapan, mengingat fasilitas pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus di wilayah Gresik Utara masih minim.
Para kaum hawa juga meminta pemerintah memastikan kesempatan kerja bagi penyandang disabilitas benar-benar berjalan. Sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Menanggapi hal itu, Noto menegaskan sudah ada ketentuan kuota 15 persen bagi tenaga kerja disabilitas. “Yang terpenting bagaimana kuota itu dijalankan agar anak-anak disabilitas terserap dengan baik di dunia kerja,” imbuhnya.
Ketua Fraksi PDI Perjuangan itu memastikan seluruh aspirasi itu tidak berhenti di forum saja. “Kami sangat mendukung. Semua masukan akan kami masukkan dalam rencana kerja dan dibawa ke rapat komisi,” pungkasnya.(mus/hs)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS