BOJONEGORO – Di sela kunjungannya di Bojonegoro kemarin, Cawagub Puti Guntur Soekarno menyempatkan diri menyaksikan ritual adat masyarakat pedesaan, di Dukuh Mendeg, Desa Luwihaji, Kecamatan Ngraho.
Acara tahunan warga di kawasan hutan dekat perbatasan Jawa Tengah itu, yakni Nyawiji Tasyakuran Sedekah Bumi. Saat Puti tiba, rangkaian acara memasuki pembacaan tahlil dan doa-doa lainnya, yang digelar di sisi makam Mbah Meneng, sesepuh Mendeg.
Kunjungan Puti di Luwihaji ini dilakukan setelah sebelumnya sowan ke Mbah Hardjo Kardi, sesepuh masyarakat Samin, di Dusun Jipang, Desa Margomulyo, Kecamatan Margomulyo.
Di mata Puti, nilai-nilai keluhuran dari sebuah budaya dan adat istiadat yang hadir dan datang dari bumi Indonesia seperti yang dilakukan masyarakat Samin, dan masyarakat Luwihaji, adalah sebuah kearifan lokal yang harus tetap dijaga.
“Kearifan lokal yang sampai hari ini tetap dijaga oleh Mbah Harjo dan seluruh masyarakat Samin, jadi panutan tidak hanya untuk anak cucu mbah Harjo. Tapi bisa juga jadi teladan masyarakat Jatim dan Indonesia,” ucap Puti.
Sebagai cawagub pendamping Cagub Saifullah Yusuf, selain menyaksikan acara bersih desa, Puti ingin melihat sendiri kondisi masyarakat Jatim. Tak hanya di kota, namun juga di pelosok-pelosok desa, pinggiran hutan, atau di tengah hutan.
Di depan ratusan warga, cucu proklamator kemerdekaan RI ini mengatakan, pasangan calon nomor urut 2 di Pilkada Jatim ini berkomitmen menciptakan masyarakat makmur dengan 9 program prioritas.
Menurutnya, sembilan program kerja ini sesuai 9 bintang lambang Nahdlatul Ulama, dan program-program ini merupakan kontribusi para ulama. “Ini bukti bahwa kami didukung kyai-kyai NU,” sebutnya.
Di antaranya, yakni Pemberdayaan Keluarga Harapan (PKH), yang responsif gender. Karena program ini memberdayakan perempuan, khususnya perempuan kepala rumah tangga miskin dan sangat miskin.
“Lewat program ini, kami memberi bantuan permodalan kepada perempuan kepala rumah tangga untuk modal usaha yang bisa menambah penghasilan keluarga,” jelas Puti.
Masalah umum yang dikeluhkan ibu-ibu rumah tangga, lanjut Puti, adalah persoalan sembako dan uang sekolah. Melalui program Dik Dilan yang akan menggratiskan biasa pendidikan di SMA-SMK, jelas Puti, beban terkait sembako dan uang sekolah akan terkurangi.
Juga beasiswa untuk masyarakat kurang mampu dan para penghafal Alquran melalui program Madin Plus. “Semua program itu harus bisa terlaksana dengan catatan tanggal 27 Juni coblos nomor dua,” katanya.
Selain itu, pihaknya juga memberikan paket nutrisi kepada keluarga miskin. Seperti ayam, daging, telur dan kebutuhan pokok lainnya, supaya tidak mengalami kekurangan gizi , terutama anak-anak.
“Di bidang kesehatan, bagi masyarakat miskin belum tercover BPJS, maka kami siapkan Kartu Jatim Sehat,” ujar dia. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS