Kamis
30 Januari 2025 | 8 : 56

Cerita di Balik Baju Adat Sabu Raijua yang Dikenakan Jokowi…

pdip-jatim-jokowi-adat-sabu-01

JAKARTA – Pakaian adat Sabu Raijua NTT yang dikenakan Presiden Joko Widodo di acara Pidato Tahunan MPR RI Tahun 2020 di Kompleks Parlemen Senayan, Jumat (14/8/2020) lalu, rupanya didatangkan langsung dari perajin di Pulau Sabu.

Sekretaris Pribadi Presiden, Anggit Noegroho mengatakan, beberapa pekan sebelum acara , Presiden Jokowi meminta tim sespri untuk menyiapkan pakaian adat yang akan dikenakan saat acara pidato tahunan di MPR/DPR.

“Setiap tahun, salah satu tugas kami di tim sespri adalah menyiapkan baju adat yang akan dipakai Bapak Presiden. Demikian juga pada tahun ini,” ujar Anggit saat berbincang dengan Kompas.com, Sabtu (15/8/2020).

“Untuk tahun ini, Presiden ingin mengangkat baju-baju adat dari suku-suku yang belum banyak dikenal, belum banyak terekspose,” lanjut dia.

Presiden Jokowi ingin masyarakat Indonesia mengenal lebih jauh keragaman suku-suku tersebut. Tim sespri pun mengumpulkan data terkait suku yang masuk kategori keinginan Presiden Jokowi.

Setelah didapat, tim menyeleksinya. Lalu, pilihan pakaian adat yang sudah mengerucut disampaikan ke Presiden Jokowi. “Setelah didiskusikan, beliau akhirnya memilih baju adat Sabu,” ujar Anggit.

Salah satu alasan dipilihnya baju adat Sabu Raijua, yakni melekatnya prinsip egaliter pada pakaian itu.

Busana adat itu tidak digunakan untuk kelas sosial atau upacara tertentu saja. Semua kalangan, mulai dari rakyat kecil hingga bangsawan, dapat mengenakan pakaian adat itu dalam acara apapun.

Tim sespri kemudian menghubungi Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi NTT, Ibu Julie S. Laiskodat untuk berkoordinasi tentang penyediaan baju adat tersebut.

“Baju adat itu asli sari para perajin di Sabu. Kami tim sespri menerima apa adanya dari sana, tidak memodifikasi apapun,” lanjut Anggit.

Baju adat itu pun merupakan baju adat yang sudah jadi. Tutup kepala, kain tenun menyilang, sabuk dan kalung tidak dirancang khusus untuk ukuran tubuh Presiden Jokowi, melainkan hanya dicari yang kira-kira pas. “Dan untungnya cukup pas ketika dikenakan Presiden,” ujar Anggit.

Tenun Sabu dikenal mempunyai corak warna cerah dan banyak. Namun, kecerahan warna itu bukan jadi pilihan Presiden Jokowi.

Ia memilih warna yang paling minimalis dengan nuansa gelap, yakni warna dasar hitam dengan corak kuning keemasan.

Nuansa tersebut dipilih sebagai perlambang Indonesia yang sedang berduka cita akibat pandemi virus corona (Covid-19) yang merenggut ribuan korban jiwa, termasuk tenaga medis.

Presiden Jokowi tinggal memadupadankan pakaian adat itu dengan lapisan dalam kemeja hitam lengan panjang dan celana hitam milik sendiri. (*)

BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Artikel Terkini

KRONIK

Jadi Ikon Baru Ekosistem Pariwisata Ponorogo, MRMP Ditarget Selesai Maret

PONOROGO – Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, mengikuti rapat koordinasi (rakor) sekaligus meninjau pembangunan ...
SEMENTARA ITU...

Mas Antok Pastikan Persiapan Persinga Ngawi Matang Jelang Babak 16 Besar

NGAWI – Tim kebanggaan Kabupaten Ngawi, Persinga Ngawi, memastikan lolos ke babak 16 besar Liga 4 PSSI Jawa Timur. ...
KABAR CABANG

Peringati HUT PDI Perjuangan, Banteng Kabupaten Kediri Hijaukan Lereng Wilis

KEDIRI – DPC PDI Perjuangan Kabupaten Kediri tetap berkomitmen menjadi salah satu partai politik yang intens peduli ...
LEGISLATIF

Sampaikan Duka Cita kepada Keluarga Korban, Rambo Garudo Desak Evaluasi Outing Class

MOJOKERTO – Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kota Mojokerto, dr Rambo Garudo, menyampaikan duka cita mendalam ...
KRONIK

M Zaini Kunjungi Korban Puting Beliung di Pohjentrek

KABUPATEN PASURUAN – Wakil Ketua DPRD Kabuapten Pasuruan, M Zaini mengunjungi para korban angin puting beliung di ...
KRONIK

Peduli Pendidikan, Indriani Salurkan Bantuan Sound System untuk Guru Ngaji di Sampang

SAMPANG – Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jawa Timur, Indriani Yulia Mariska, menyalurkan bantuan berupa sound ...