“Kata kunci penyelesaian PMK ada pada vaksinasi secara massal dan serempak. Bila itu dilakukan insya Allah wabah PMK di Indonesia akan selesai tidak sampai 2 tahun”
SURABAYA – Anggota Komisi B DPRD Provinsi Jawa Timur SW Nugroho mendorong percepatan distribusi vaksin penyakit mulut dan kuku (PMK) untuk hewan ternak. Hal ini untuk mencegah meluasnya wabah PMK, khususnya di wilayah Jawa Timur.
Dorongan itu dia sampaikan usai Komisi B DPRD Jatim mengadakan audiensi dengan pejabat Direktorat Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (Kementan) serta audensi dengan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian di Jakarta, Selasa kemarin.
“Dalam kunjungan itu, kami memperoleh komitmen pemerintah pusat, dalam koordinasi dengan Kementan, BNPB dan Kemenko Perekonomian, soal berbagai bantuan ke daerah dalam mengatasi kedaruratan PMK,” beber Nugroho di Surabaya, Kamis (7/7/2022).
Komitmen penting lainnya, ungkap Sekretaris Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jatim itu, yakni mempercepat impor 29 juta dosis vaksin, untuk memutus rantai PMK di Indonesia.
“Seperti wabah Covid-19, ketersediaan vaksin adalah hal terpenting. Semoga terlaksana sesuai rencana, karena ketika proses vaksinasi berjalan, akan mengurangi kepanikan para peternak.” ujarnya.
“Kata kunci penyelesaian PMK ada pada vaksinasi secara massal dan serempak. Bila itu dilakukan insya Allah wabah PMK di Indonesia akan selesai tidak sampai 2 tahun,” sambung Nugroho.
Dia menambahkan, tingkat kematian hewan secara akumulatif pada pandemi PMK berdasarkan catatan Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementan, baik di Indonesia ataupun negara tetangga adalah sekitar 5 sampai 6% dari yang terpapar.
“Di Jawa Timur, tingkat kesembuhan juga terus meningkat,” ujar legislator yang juga Wakil Sekretaris DPD PDI Perjuangan Jatim tersebut.
Oleh karena itu, agar tidak menambah kerugian, lanjut Nugroho, peternak diminta untuk tetap tenang dan tidak terlalu panik.
“PMK ini bisa bisa disembuhkan. Lakukan deteksi dini, kalau ada gejala segera hubungi dokter hewan atau dinas di wilayah masing-masing,” tuturnya.
Nugroho menyarankan peternak untuk melakukan perbaikan kualitas imunitas hewan.
Di antaranya dengan pemberian vitamin, perbaikan pakan dan langkah-langkah biosecurity, seperti perbaikan sanitasi, sirkulasi udara, disinfektan kandang. Juga rutin membersihkan hewan, misalnya dengan air campur kaporit.
“Langkah biosecurity ini juga harus dilakukan secara serius oleh Satgas Penanganan PMK, seperti penyekatan pergerakan ternak dari wilayah wabah. Apalagi sekarang permintaan hewan kurban cukup tinggi,” pungkas Nugroho. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS