
BANYUWANGI – Bupati Abdullah Azwar Anas mengajak para pemuka agama di Banyuwangi turut serta memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang berbagai hal ikhwal kebijakan pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19.
“Kami telah bertemu dengan tokoh agama dan jajaran gugus tugas. Saya sampaikan bahwa kita perlu memiliki kesamaan persepsi dalam menangani wabah ini. Langkah-langkah yang kami ambil bukan tindakan yang serta merta, namun melalui panduan dari pusat maupun kajian-kajian yang ada dari berbagai lembaga yang diakui legitimasinya,” ungkap Anas, Minggu (17/5/2020).
Dari organisasi Islam yang hadir dalam pertemuan tersebut antara lain Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, Al-Irsyad, LDII, dan Rabithah Alawiyah.
Anas mencontohkan tentang bagaimana kebijakan dalam penyaluran Jaring Pengaman Sosial. Ada berbagai skema bantuan yang disiapkan, baik dari pemerintah pusat, provinsi ataupun dari kabupaten sendiri.
Beberapa di antaranya ada yang mempersoalkan besaran bantuan dari masing-masing jenis bantuan tersebut.
Seperti halnya bantuan dari BLT DD atau Bantuan Sosial Tunai dari Kemensos yang mencapai Rp 600 ribu. Sedangkan yang dari Pemkab, jelas Anas, hanya Rp 200 ribu.
“Tentu harapannya bisa sama, namun kondisi fiskal daerah tidak memungkinkan. Kebutuhannya bisa mencapai Rp100 miliar lebih. Sedangkan sisa anggaran yang ada sekitar Rp 250 miliar. Jika dipaksakan, akan banyak sektor yang tersendat. Seperti halnya pembangunan infrastruktur,” papar Anas.
Begitu pula dengan penanganan pasca Covid-19. Hasil riset dari berbagai lembaga survey menyebutkan bahwa akan ada lonjakan kegiatan pariwisata yang akan dilakukan oleh publik pasca pandemi.
Prediksi tersebut, kata Anas, harus segera disikapi, jika tidak ingin Banyuwangi telat dalam pemulihan ekonomi.
“Selain ingin bertemu dengan masyarakat, kebanyakan dari masyarakat menginginkan berwisata pasca pandemi ini. Untuk itu, kita perlu menyiapkan pariwisata seperti apa di era new normal ini. Hal ini yang akan kita rumuskan ke depannya,” ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Banyuwangi KH. Mohammad Yamin mengapresiasi langkah-langkah yang telah dilakukan oleh pemerintah. Menurutnya, secara langsung maupun tidak, berbagai ormas keagamaan telah bergerak sesuai dengan kapasitasnya masing-masing.
“Hampir semuanya telah bahu-membahu ikut serta menangani wabah Covid-19 ini. Kami berharap komunikasi intens terus dilakukan, sehingga tidak menyebabkan kesalahpahaman saat kami mengambil keputusan tertentu, seperti saat menghadapi Hari Raya Idul Fitri yang akan datang,” ungkapnya.
Menanggapi hal tersebut, Bupati Anas memberikan kesempatan bagi semua ormas Islam yang ada, untuk melakukan musyawarah internal dalam menghadapi Idul Fitri. “Kesepakatan yang diambil oleh ormas, akan menjadi kesepakatan yang akan diambil pemerintah,” kata Anas.
Sementara itu, Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Banyuwangi kemarin menerima bantuan 900 alat pelindung diri (APD) dan alat pelindung wajah dari Keluarga Buddhayana Indonesia (KBI) Jawa Timur. Ratusan APD itu juga akan didistribusikan ke rumah sakit dan sejumlah Puskesmas.
“Terima kasih Keluarga Buddhayana Indonesia-Jawa Timur atas bantuan APD dan alat pelindung wajah yang berguna untuk rumah sakit dan Puskesmas di Banyuwangi. Ini juga menunjukkan pentingnya kerja sama seluruh elemen, seluruh umat beragama, agar kita semua bisa melewati pandemi ini dengan baik,” ucap Anas.
Dia mengatakan, kegotongroyongan yang terus tumbuh di masyarakat dalam menghadapi pandemi Covid-19 membuktikan betapa kuatnya modal sosial di kalangan warga. Hal itu akan meringankan beban dalam melewati situasi yang tidak mudah saat ini.
“Sekali lagi, terima kasih sahabat-sahabat umat Buddha. Gotong royong kemanusiaan yang melampaui latar belakang suku, agama, dan golongan adalah kunci kita dalam melewati pandemi ini. Semoga kebersamaan yang kuat ini akan terus terpupuk ke depan,” ujarnya.
Anas juga mencontohkan bagaimana warga Banyuwangi bergotong royong membantu sesama. “Ada yang menaruh paket sembako di pagar rumahnya, menempatkan sayur, ikan, tahu, tempe, dan berbagai bahan makanan di pagar rumah agar bisa diambil gratis oleh tetangga atau warganya. Kalau soal gotong royong, rakyat Indonesia memang tiada duanya,” sebut Anas.
Sebelumnya, Gugus Tugas Banyuwangi juga telah menerima bantuan dari berbagai kelompok lintas agama, mulai ormas-ormas Islam, umat Kristiani, Hindu, hingga Konghucu. Bantuan yang dikucurkan pun beragam, mulai APD, rapid test, hingga paket sembako. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS