MALANG – Wakil Ketua MPR RI, Dr. Ahmad Basarah, M.H. mendukung upaya STAI Ma’had Aly Al-Hikam Kota Malang, yang berupaya keras memperkuat spiritualitas kepada para mahasiswa yang nyantri dan tinggal di asrama Pesantren Mahasiswa Al-Hikam.
Apalagi saat ini, kata Basarah, spiritualitas generasi muda perlu diperkuat di tengah era disrupsi atau perubahan, yang melanda seluruh dunia.
Di asrama ini para mahasiwa yang tinggal di asrama dibiarkan belajar di perguruan tinggi masing-masing, namum usai kuliah mereka harus mau dibekali ilmu agama jika ingin tinggal di asrama itu.
“Apa yang digagas almarhum KH Hasyim Muzadi mendirikan pesantren Al-Hikam khusus mahasiswa ini bisa dijadikan pilot project bagaimana kita menghadapi era disrupsi,” jelas Ahmad Basarah di Kota Malang, Rabu (8/3/2023).
“Saat banyak dunia pendidikan tercerabut dari akar menuju sekulerisme, pendidikan di Indonesia yang berideologi Pancasila harus tetap di jalur ketuhanan yang religius sesuai amanat sila pertama Pancasila,” sambung dia.
Dalam acara yang diawali dengan penandatanganan MoU antara STAI Al-Hikam dengan GM FKPPI di STAI Al-Hikam itu, Ketua DPP PDI Perjuangan itu menjelaskan bahwa gejala disrupsi di era modern saat ini mirip dengan gejala lahirnya humanisme di Eropa di abad pertengahan.
Basarah menyebutkan, apabila pada abad pertengahan banyak masyarakat tercerabut dari akar agama karena otoritas agamawan kehilangan kepercayaan lalu terjebak dalam sekulerisme. Saat ini, di era digitalisasi telah mendorong mereka ke situasi nomophobia.
“Nomophobia terjadi pada masyarakat digital yang mengacu pada ketidaknyamanan, kecemasan, kegelisahan atau kekhawatiran ketika seseorang tidak bisa jauh dari smartphone. Ini adalah gangguan patologis akibat pengembangan teknologi komunikasi,” jelasnya.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan UK Post Office di Inggris, nomophobia kali pertama teridentifikasi pada 2008.
Penelitian untuk menguak kecemasan masyarakat di era disrupsi ini menjadikan 1.000 orang sebagai sampel. Dari jumlah itu, 77% kelompok usia 18-24 tahun ternyata paling rentan mengalami nomophobia.
“Dari penelitian itu bisa kita analisis ternyata mahasiswa adalah kelompok paling rentan mengalami kecemasan akibat era disrupsi. Jadi, sudah benar apa yang dilakukan asrama Al-Hikam ini, mewajibkan semua mahasiswa yang tinggal di sini mendalami ilmu agama agar timbul keseimbangan lahir batin pada mereka,” tegas Dosen Pascasarjana Universitas Islam Malang (Unisma) itu.
Pasal 4 UU No. 12 tahun 2012 tentang Perguruan Tinggi, sebutnya, juga telah mengamanatkan agar semua perguruan tinggi di Indonesia menjadi pusat-pusat pembentuk watak dan peradaban bangsa.
Dalam rangka mengembangkan sikap inovatif, kreatif, berdaya saing, serta mengembangkan Iptek. Basarah menilai amanat ini penting disampaikan sebab kini Indonesia tengah menghadapi peperangan ideologi yang tidak terlihat tapi ada.
“Di era komunikasi terbuka seperti saat ini, peperangan ideologi pasti ada. Masyarakat gampang mengakses dunia maya yang di dalamnya semua ideologi terpampang nyata, mulai dari transnasionalisme, kapitalisme, sampai hedonisme pun ada. Kita harus yakin dengan ideologi yang kita miliki, yakni Pancasila,” tandas Basarah. (ace/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS