KEDIRI – Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramono bakal memprioritaskan tenaga kerja dari warga sekitar saat Bandara Kediri beroperasi nanti. Harapannya, terjadi peningkatan ekonomi yang signifikan di sekitar bandara.
Kader PDI Perjuangan yang akrab disapa Mas Dhito itu menyebutkan adanya bandara ini dapat menyebabkan efek sosial. Nantinya warga sekitar pasti akan berubah mata pencahariaannya dari petani menjadi pekerja yang lingkupnya perkotaan.
Untuk mewujudkan hal tersebut, Mas Dhito menyebutkan, nantinya akan dibentuk tim khusus untuk mengkaji bentuk dari Peraturan Bupati (Perbup) terkait penyerapan tenaga kerja lokal yang akan dia buat tersebut.
Baca juga: Cegah Sekitar Bandara Kediri Banjir, Pemkab Siapkan Embung Besar
“Akan dibentuk tim khusus untuk mempelajari model apa yang cocok untuk kultur warga barat sungai, sehingga nanti tepat sasaran,” terangnya di Kediri, beberapa waktu lalu.
Mas Dhito juga menjelaskan terkait pembangunan bandara di wilayah barat Sungai Brantas ini sudah menyerap 60% dari warga sekitar bandara.
“Sejauh ini sudah 60 % lebih, tapi yang paling penting adalah nanti setelah bandara jadi, bagaimana caranya pemerintah Kabupaten Kediri ini harus bisa meningkatkan padat karya di bagian barat sungai,” ujarnya.
Pembangunan Bandara Kediri ini pun jadi perhatian serius pemerintah pusat. Selasa (30/11/2021) kemarin, progres pembangunan Bandara Doho ditinjau Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan bersama Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Sofyan A Djalil.
Selama di lokasi, mereka didampingi Wakil Bupati Kediri Dewi Maria Ulfa, Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar dan Bupati Tulungagung Maryoto Birowo.
Luhut mengungkapkan, 7 bulan lalu dia juga meninjau lokasi pembangunan Bandara Doho bersama Sofyan Djalil, dan progresnya sudah bagus sekali.
“Ini akan memberikan dampak di wilayah selatan Jawa Timur. Seperti di wilayah Trenggalek, Pacitan, Ponorogo sampai ke Banyuwangi akan sangat berpengaruh. Jadi tidak perlu ke Surabaya lagi dan akan banyak yang akan traveling ke wilayah Kabupaten Kediri dan sekitarnya,” kata Luhut.
Melihat progres pembangunan jalan tol Kediri-Tulungagung, lanjut Menko, maka segera terbentuk konektivitas yang akan membuat pergerakan perekonomian luar biasa.
“Saya ucapkan terima kasih kepada PT. Gudang Garam dan pihak-pihak terkait yang telah memberikan feedback return kepada daerah. Karena itu kita harus membantu terkait pembebasan tanah, hari ini saya mengajak Pak Sofyan agar masalah pembebasan tanah bisa dapat terselesaikan dengan baik,” ucapnya.
Menko Luhut menambahkan, karena ini merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN), maka tidak boleh ada yang menghambat. Ganti untung akan diberikan kepada masyarakat dan itu sudah amanat undang-undang, jadi semua harus mematuhinya.
“Pembangunan Bandara Kediri ini akan rampung 2023. Untuk gedung dan runwaynya kita harapkan 2022 bisa rampung sampai tahun 2023. Semua harus bisa mendukung. Jika kita semua bersatu dan kompak pasti akan dapat terselesaikan dengan baik, seperti pengalaman kita menghadapi pandemi Covid-19,” tambah Menko.
Dia pun berharap seluruh stake holder untuk ikut serta mengawasi pembangunan bandara agar berkualitas.
Pembangunan konektivitas antara Bandara Kediri dan jalan tol Kediri Tulungagung merupakan satu kesatuan yang harus diselesaikan di tahun 2023.
“Kita harus tegas. Jangan sampai hanya karena suatu hal, pembangunan ini bisa terhambat dan terlambat. Ini untuk kepentingan Republik Indonesia. Hal ini dapat menciptakan lapangan kerja dan membuat ekonomi meningkat serta kesejahteraan masyarakat juga akan meningkat,” tegas Menko. (putera/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS