JAKARTA – Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan Drs. Bambang Dwi Hartono, M.Pd memberikan perhatian besar pada pertambangan timah di Kepulauan Bangka.
Saat melakukan kunjungan kerja beberapa waktu lalu, di hadapan Direktur Utama PT Timah Mochtar Riza Pahlevi Tabrani, Bambang DH mengingatkan tentang kepemilikan torium yang saat ini dimiliki oleh Indonesia.
“Kita ini kan mengolah timah hingga menjadi pengekspor timah terbesar di dunia, jangan sampai potensi torium yang ada terlewatkan. Torium ini bisa dimanfaatkan menjadi sumber pendapatan negara dan sumber energi negara,” kata Bambang DH dalam keterangan tertulisnya, Rabu (19/11/2019).
Bambang menyampaikan bahwa pada setiap pertambangan timah, torium merupakan mineral yang acapkali menyatu di dalamnya. Karena itu, sebutnya, seharusnya di pertambangan timah di Bangka Belitung pasti memiliki kandungan torium.
“Torium ini merupakan bahan bakar yang lebih efisien untuk bahan bakar nuklir dibandingkan uranium. Dengan potensi lima kali lebih banyak yang dimiliki Indonesia, harusnya peluang ini jangan sampai terlewatkan,” jelas legislator dari dapil 1 Jawa Timur (Surabaya-Sidoarjo) ini.
“Selain itu, berkaitan dengan timah, kita dengan status pengekspor timah terbesar di dunia harusnya bisa jadi penentu harga timah di dunia”, tambah Wali Kota Surabaya Periode 2002-2005 dan 2005-2010 itu.
Torium sendiri merupakan salah satu bahan bakar nuklir selain uranium. Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) menyebutkan bahwa potensi torium yang dimiliki Indonesia saat ini adalah 210-270 ribu ton.
Torium adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Th dan nomor atom 90. Logam torium berwarna keperakan dan bernoda hitam saat terkena udara, membentuk dioksida; unsur ini cukup keras, mudah dibentuk, dan memiliki titik lebur yang tinggi.
Torium adalah aktinida elektropositif yang didominasi oleh keadaan oksidasi +4; unsur ini cukup reaktif dan bisa menyala di udara saat terbagi halus. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS