KEDIRI – Calon Bupati Kediri yang diusung PDI Perjuangan Hanindhito Himawan Pramono mengatakan kondisi lingkungan saat ini telah mengalami degradasi akibat eksploitasi yang berlebihan pada alam.
Dampaknya bisa terlihat, bahwa produktivitas pertanian kini semakin merosot dari tahun ke tahun. Fakta ini, menurut Dhito, harus diberikan pemahaman kepada masyarakat tentang perlunya kembali ke alam (back to nature).
Berangkat dari hal inilah, kemudian mantan Sekjen PDI Perjuangan Pramono Anung ini merilis gagasan sebuah gerakan bernama Desa Inovasi Tani Organik yang disingkat DITO.
“DITO merupakan social movement (gerakan sosial) untuk mengembalikan marwah aktivitas bercocok tanam yang mengedepankan prinsip ekologi (ramah lingkungan-red). Solusinya, kita kembali pada penggunaan bahan organik, dengan memanfaatkan bahan yang ada di sekitar kita,” kata Dhito, kemarin.
Penggunaan Pupuk Organik secara mandiri, lanjut Dhito, juga menjadi jawaban atas tingginya biaya produksi pertanian akibat harga pupuk kimia yang melambung.
“Kita tidak meninggalkan pupuk kimia, namun pola mixed farming (kombinasi pupuk kima dan organik) setidaknya akan mengurangi beban produksi petani,” ujarnya.
Menurut dia, petani di Kediri yang hidup di bawah garis kemiskinan jumlahnya mencapai 50.553 KK. Sedangkan jumlah petani perorangan mencapai 81.623 jiwa.
“Ini data resmi dari pemerintah (DTKS) ya, dan saya berharap gerakan DITO ini dapat mengurangi beban petani miskin di Kabupaten Kediri,” kata Dhito.
Pada bulan Agustus 2020, Gerakan DITO mulai menggelar sosialisasi tentang pertanian organik. Pada Sabtu (22/8/2020), gerakan ini menyediakan tim ahli yang memberikan pelatihan pembuatan pupuk organik cair secara mandiri di sejumlah kecamatan.
Dari pelatihan tersebut, diharapkan para petani mampu membuat pupuk organik secara mandiri guna memenuhi kebutuhan di daerah masing-masing. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS