MOJOKERTO – Suasana haru menyelimuti kunjungan Menteri Sosial Tri Rismaharini di kediaman gadis remaja berusia 18 tahun yang tengah berjuang melawan tumor uterus sejak 2022.
Adalah Oktavia Dwi Rahmadani, sang gadis tersebut, yang terbaring lemah di atas kasur di kediaman sang kakak, Septi Kustanti (32).
Dalam kunjungannya di Jawa Timur, Risma menyempatkan diri menjenguk Oktavia di rumah kakaknya di Lingkungan Kuwung, Kelurahan Meri, Kecamatan Kranggan, Kota Mojokerto.
Tim Kementerian Sosial (Kemensos) tiba di kediaman Septi pada Kamis (5/9/2024) siang.
Septi, sang kakak, merupakan janda dua anak yang sehari-hari bekerja sebagai penjaga kios minuman di Skywalk Kota Mojokerto.
Penghasilannya hanya Rp 35 ribu per hari dan tak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Kisah keduanya terbongkar usai tim Kemensos mendapati informasinya melalui media sosial. Oktavia kini tinggal sebatangkara setelah kedua orangtua meninggal.
Akibat kendala dalam biaya pengobatan, tumor uterus membuat kondisi kesehatannya semakin menurun, sehingga ia tidak dapat melanjutkan pendidikan di sebuah SMK sejak 2023 dan hanya bisa terbaring lemah di tempat tidur.
“Kasihan adik ini, yatim piatu, dan dirawat oleh kakaknya yang kondisinya pas-pasan. Kami sudah meminta teman-teman dari Kemensos untuk turun tangan menangani ini. Semoga tidak ada kata terlambat,” ucap Risma.
Mantan Wali Kota Surabaya 2 periode tersebut segera memerintahkan jajarannya untuk memberikan bantuan medis yang Okta perlukan.
Diceritakan, sang kakak pertama kali mengetahui adanya benjolan di perut Okta adalah ketika membantu mengganti pakaian seragam sekolah adiknya itu.
Ia lantas segera membawa sang adik ke RS Gatoel Mojokerto, lalu dirujuk ke RS Angkatan Laut Surabaya. Meski sudah berjuang keras, sang kakak mengaku biaya yang tidak ditanggung BPJS pada akhirnya mengharuskan dia menghentikan pengobatan Okta.
Namun, dengan tekad kuat dan dukungan dari kerabat serta komunitas sosial, Septi terus berupaya mencari bantuan untuk pengobatan adiknya tersebut.
Tri Rismaharini pun memberikan motivasi kepada Okta saat kunjungannya. “Okta harus bahagia ya, kalau mau cepat sembuh harus bahagia,” ucapnya.
Risma juga menyarankan beberapa pengobatan alternatif seperti penggunaan daun kelor. Menurutnya penggunaan daun kelor cukup efektif untuk alternatif penyembuhan.
Ia kemudian memastikan bantuan dari Kemensos untuk meringankan beban keluarga Okta tersalurkan dengan baik.
Bantuan yang diberikan meliputi sembako, nutrisi, perlengkapan perawatan seperti kasur dan kursi roda, serta bantuan operasional untuk perawatan Okta.
Untuk memberdayakan Septi, sang kakak, yang kini menjadi tulang punggung keluarga, Kemensos memberikan bantuan usaha toko kelontong agar ia dapat fokus merawat Okta sambil tetap mendapatkan penghasilan.
Kedua anak Septi yang masih balita juga mendapatkan perlengkapan sekolah dan mainan edukatif.
“Saya sangat bersyukur dan tidak menyangka mendapat perhatian sebesar ini. Terima kasih kepada Bu Risma, Kemensos, Dinas Kesehatan, dan semua pihak yang telah membantu,” ucap Septi dengan mata berkaca-kaca, penuh haru.
Kunjungan dan perhatian dari Menteri Sosial ini diharapkan dapat memberikan harapan baru bagi Okta dalam perjuangannya melawan penyakit dan membantu keluarga Septi menjalani hidup dengan lebih baik.
Menurut Dinas Kesehatan Kota Mojokerto, Okta saat ini menjalani pemeriksaan lanjutan di RSPAL dr Ramelan, Surabaya, dan sedang menunggu hasil uji laboratorium untuk mengetahui perkembangan kanker uterusnya.
Kabid P2P Dinkes Kota Mojokerto dr Citra Mayangsari menambahkan, kondisi Oktavia sedikit drop pasca-pemeriksaan terakhir, dengan penurunan fungsi ginjal.
“Kanker yang diderita Oktavia sudah dinyatakan terminal. Artinya, tidak ada tindakan medis yang dapat menyembuhkannya, hanya mengurangi rasa nyeri dan memperpanjang daya tahan tubuh,” ujarnya. (fathir/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS