Senin
19 Mei 2025 | 12 : 36

Aliansi Gemuk Prabowo, Pengamat Unair: Sejarah Pilpres Tanpa Incumbent, Koalisi Ramping Menang

pdip jatim 230331 airlangga pribadi

SURABAYA – Dinamika politik jelang Pilpres 2024 semakin menghangat dengan terbentuknya koalisi gemuk yang digalang Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Prabowo resmi didukung Golkar dan PAN, sehingga koalisi Prabowo menjadi gabungan antara Gerindra, PKB, Golkar, dan PAN.

Pengamat politik dari Universitas Airlangga (Unair) Airlangga Pribadi mengatakan, meski Prabowo membawa koalisi gemuk, tidak dengan serta merta memperkuat potensi kemenangan mantan menantu mendiang penguasa Orde Baru Soeharto itu sebagai pemenang pilpres 2024.

“Nanti dulu. Ada beberapa pertimbangan yang perlu dipikirkan sebelum kita pada kesimpulan koalisi gemuk bakal memudahkan menang Pilpres,” kata Airlangga kepada media, Selasa (15/8/2023).

Baca juga: Golkar dan PAN Akhirnya Dukung Capres Lain, PDI Perjuangan Siap Ulang Sukses Pilpres 2014

Dia lantas merinci sejumlah hal. Pertama, sejarah Pilpres langsung di Indonesia memperlihatkan bahwa terutama pada pemilihan Presiden baru di mana tidak ada incumbent seperti pada tahun 2014, justru pemenang pilpres saat itu, yaitu Joko Widodo, didukung koalisi ramping yakni PDI Perjuangan, PKB, Nasdem, Hanura.

“Pilpres ini terkait interaksi antara kandidat capres-cawapres dan pemilih secara langsung. Program, performance, dan rekam jejak menjadi penentu di hadapan pemilih,” ujar doktor alumnus Murdoch University, Australia, tersebut.

Hal kedua, lanjut Airlangga, dalam kajian ilmu manajemen ada istilah “No Giant Can Dance” (tidak ada raksasa bisa berdansa). Meskipun asumsi ini tidak selalu benar, menurut dia, sepertinya hal itu sangat bisa jadi relevan dengan pilpres 2024.

“Apa sebabnya? Karena partai-partai pendukung Prabowo memiliki kepentingan yang bertabrakan satu sama lain, terutama terkait kepentingan sama-sama ingin menjadi cawapres. PKB yang paling awal mengusung ketuanya Muhaiman Iskandar, lalu PAN mengusung Erick Thohir sebagai Cawapres, belum lagi ketua umum Golkar seperti diamanatkan dalam Munas partai tersebut memberi mandat untuk maju Pilpres,” jelasnya.

Dia mengatakan, semua parpol dalam koalisi gemuk Prabowo berambisi untuk menjadi cawapres.

“Dalam kondisi demikian maka kemungkinan eskalasi pergerakan dalam koalisi bisa menjadi lamban karena konflik kepentingan yang keras di dalam. Hal ini bisa jadi persoalan setelah kontestasi pilpres 2024 berlangsung,” kata Airlangga. (red/pr)

BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Tag

Baca Juga

Artikel Terkini

KABAR CABANG

BPEK Jember Siap Gelar Pelatihan Beauty Class untuk Ibu-ibu Muda Korban PHK

JEMBER – Badan Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan (BPEK) DPC PDI Perjuangan Kabupaten Jember bakal menggelar event ...
HEADLINE

Pembekalan Kepala Daerah PDI Perjuangan, Begini Arahan Megawati

JAKARTA – Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri memberi arahan saat pembekalan kadernya yang menjadi ...
SEMENTARA ITU...

Ucapkan Selamat Harlah ke-6 Sabilu Taubah, Bupati Rijanto Sampaikan Harapan Ini

BLITAR – Bupati dan Wakil Bupati Blitar, Rijanto-Beky Herdiansah menghadiri acara jalan sehat dalam rangka ...
LEGISLATIF

Abidin Fikri Sosialisasi 4 Pilar kepada Gen Z Bojonegoro

BOJONEGORO – Acara digelar di aula DPC PDI Perjuangan Bojonegoro dihadiri seratusan perwakilan pelajar SLTA ...
LEGISLATIF

DPR Perketat Pengawasan terhadap Danantara, Kanang Tegaskan Tak Ada Kekebalan Hukum

JAKARTA – Anggota Komisi VI DPR RI, Budi Sulistyono, menyatakan pihaknya akan memperketat pengawasan terhadap ...
KRONIK

Berikan Santunan untuk Anak Yatim, H. Zainal Sebut Tanggung Jawab Bersama

SUMENEP – Ketua DPRD Sumenep, H. Zainal Arifin, mengatakan bahwa memberikan santunan atau bantuan untuk anak yatim ...