NGAWI – Festival sayur lodeh dan pecel memeriahkan peringatan Bulan Bung Karno di Kabupaten Ngawi. Agenda yang diprakarsai Karangtaruna Kabupaten Ngawi itu dilaksanakan di Desa Wakah, Kecamatan Ngrambe, tepat pada tanggal lahir Ir Soekarno, Senin (6/6/2023).
Sebanyak 108 kelompok peserta mengikuti festival memasak sayur lodeh, salah satu olahan dalam Mustikarasa warisan Soekarno. Para peserta juga memasak pecel, olahan sayuran yang diguyur saus kacang dan sangat populer di masyarakat Indonesia.
Para peserta berasal dari unsur masyarakat perwakilan desa se-kecamatan Ngrambe. Lembaga di kecamatan, hingga lembaga pendidikan. Kesemuanya, beradu kreasi rasa dan estetika dalam meramu bahan-bahan makanan sederhana menjadi makanan yang lezat nan bergizi.
Sejumlah tokoh di Kabupaten Ngawi turut hadir memeriahkan. Seperti Bupati dan Wakil Bupati Ngawi, Ony Anwar Harsono – Dwi Rianto Jatmiko, Ketua DPRD Ngawi Heru Kusnindar, serta anggota fraksi PDI Perjuangan DPRD Kabupaten Ngawi.
Bupati Ony dalam kesempatan itu mengatakan, festival sayur lodeh dan pecel sebagai agenda memeriahkan Juni Bulan Bung Karno. Di samping itu, melalui kegiatan tersebut juga untuk memopulerkan kembali resep masakan Indonesia yang termuat dalam Mustikarasa warisan Soekarno.
“Mustikarasa dari Bung Karno itu luar biasa. Kita memasyarakatkan kembali resep-resep dari Mustikarasa,” kata Bupati Ony kepada pdiperjuangan-jatim.com.
Menurut Bupati Ony, kuliner Nusantara meskipun sederhana namun memiliki citarasa yang lezat dan nikmat. Seperti halnya sayur lodeh. Di samping itu, bahan baku untuk membuat kuliner tradisional cukup murah dan mudah didapatkan.
Yang tidak kalah penting, lanjut Bupati Ony, kuliner Nusantara memiliki nilai gizi yang cukup baik. Oleh karena itu, melalui Festival sayur lodeh dan pecel, juga dalam rangka bersama-sama mencegah stunting melalui kecukupan gizi dari rumah.
“Masakan tradisional kita, selain rasanya nikmat-nikmat, bahan bakunya mudah didapat, harganya ekonomis, tetapi nilai gizinya juga baik,” ucap Bupati Ony.
Melalui kegiatan tersebut, Bupati Kader PDI Perjuangan Kabupaten Ngawi itu menginginkan, masyarakat dalam menyajikan masakan tidak melulu memilih olahan instan. Bupati Ony ingin, para ibu di Ngawi tetap menyempatkan diri memasak dalam menyajikan makanan yang bernilai gizi bagi keluarga.
“Meskipun ibu-ibu itu repot, tetap sempatkan 15-30 menit untuk memasak di rumah untuk anak-anaknya,” kata Bupati Ony.
Lebih lanjut, Bupati Ony juga ingin melalui kegiatan itu anak-anak perempuan generasi penerus bisa meneruskan khazanah resep kuliner Nusantara. Tidak terus kemudian, memilih masakan instan ketimbang kuliner Nusantara yang kaya akan rasa.
Usai memasak sayur lodeh dan pecel dan penyerahan hadiah apresiasi, dilaksanakan santap siang bersama. Menu yang disajikan tentunya sayur lodeh, dan pecel yang telah dilombakan.
“Masakannya para peserta top markotop,” papar Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono. (amd/hs)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS