PACITAN – DPC PDI Perjuangan Kabupaten Pacitan menggelar upacara peringatan Hari Lahir Pancasila, Kamis (1/6/2023). Upacara yang digelar di kantor DPC itu diikuti perwakilan pengurus partai dari tingkat cabang hingga desa, para bakal calon anggota legislatif, serta pengurus badan dan sayap partai berlambang banteng tersebut.
“Selamat Hari Lahir Pancasila. Inilah dasar negara, falsafah bangsa, way of life bangsa kita. Semoga kita bisa terus membumikan Pancasila dalam keseharian maupun dalam kebijakan publik sesuai tugas politik kita,” ujar Plt Ketua DPC PDIP Pacitan, Deni Wicaksono.
PDIP Pacitan menyoroti pentingnya mengawal dan membumikan kebijakan publik yang bersifat kerakyatan sesuai nilai-nilai Pancasila di Pacitan. Hal ini mengingat masih banyak pekerjaan rumah di Pacitan yang belum dan bahkan tak digarap serius oleh pemerintah daerah setempat.
“Kebijakan kerakyatan, kebijakan Pancasilais, harus membela wong cilik, harus mampu memeratakan ekonomi hingga ke pelosok desa, harus menghadirkan infrastruktur publik yang baik, harus menjalankan pendidikan-kesehatan yang mudah diakses rakyat. Itu semua belum berjalan optimal di Pacitan. Bahkan, tingkat kemiskinan di Pacitan sangat tinggi, di kisaran 13 persen. Ini memprihatinkan karena Pacitan menjadi salah satu daerah dengan tingkat kemiskinan tinggi di Jatim,” beber Deni.
Oleh karena itu, ujarnya, ke depan diperlukan kepemimpinan politik yang bercorak kerakyatan di Pacitan, bukan kepemimpinan yang hanya menguntungkan kelompok dan keluarga. PDIP mendorong agar kebijakan kerakyatan lebih banyak hadir di Pacitan, baik yang terkait pendidikan, kesehatan, infrastruktur, maupun perlindungan sosial.
“PDI Perjuangan telah dan akan terus berjuang sekuat tenaga membersamai rakyat Pacitan dalam upaya menghadirkan hidup yang lebih baik lagi. Arahan Ketua Umum Ibu Megawati Soekarnoputri, seluruh kader, struktur partai, dan bakal caleg untuk terus hadir di tengah masyarakat, menemani dalam suasana apapun baik suka maupun duka,” ujarnya.
Deni lantas memaparkan tentang Pancasila sebagai konsepsi yang digali Bung Karno dari kearifan masyarakat Indonesia, dari kekayaan budaya bangsa, melalui kontemplasi yang mendalam.
“Jadi Pancasila itu memang khas Indonesia, karena digali dari masyarakat Indonesia itu sendiri, sehingga sangat cocok untuk masyarakat kita,” terang Deni.
Konsep Pancasila pertama kali disampaikan oleh Presiden pertama Indonesia, Soekarno (Bung Karno), saat sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPK) Indonesia, 1 Juni 1945.
Tanggal itulah yang kemudian ditetapkan sebagai Hari Lahir Pancasila dan menjadi hari libur nasional sesuai Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2016 tentang Hari Lahir Pancasila yang ditandatangani Presiden Joko Widodo.
“Dari sejarah kita belajar, Bung Karno sebagai Bapak Bangsa memang tidak mewariskan kekayaan, tapi beliau mewariskan Pancasila untuk Indonesia, sebuah nilai luhur dan pandangan hidup yang terbukti mampu menjaga Indonesia melewati beragam tantangan zaman,” papar pria yang juga ketua Persatuan Alumni (PA) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Jatim tersebut.
Dia mencontohkan bagaimana nilai-nilai Pancasila dipraktikkan masyarakat Indonesia sehingga bisa keluar dari pandemi Covid-19. Masyarakat Indonesia saling bergotong royong, membantu tetangga, bahkan banyak yang secara sukarela menyediakan makanan gratis di masa pandemi Covid-19.
“Kerja gotong royong, sesuai intisari Pancasila, telah mampu membawa negeri ini melalui beragam tantangan, mulai dari tantangan perpecahan bangsa, derasnya penetrasi paham radikal dan intoleransi, hingga pandemi Covid-19,” jelasnya.
Deni kemudian mengisahkan perjumpaan Bung Karno dengan Presiden Yugoslavia Josep Broz Tito saat agenda Gerakan Non Blok. Saat itu, Josep Broz Tito menyebutkan dia telah mempersiapkan tentara yang kuat dan persenjataan yang lengkap untuk diwariskan kepada pemerintah Yugoslavia selanjutnya.
Sedangkan Bung Karno menyampaikan bahwa bangsa Indonesia punya the way of life, yaitu Pancasila.
Seiring berjalannya waktu, ternyata Yugoslavia pecah dengan berdirinya negara-negara kecil, yang membuktikan ternyata tentara yang hebat tidak menjamin utuhnya suatu bangsa. “Tapi dengan Pancasila, insya Allah sampai kapanpun bangsa kita akan terus bersatu,” lanjut Deni yang juga Wakabid Pemenangan Pemilu DPD PDI Perjuangan Jatim tersebut. (mtd/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS