SURABAYA – DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya memastikan tidak ada kadernya yang menyeberang ke pasangan Rasiyo-Lucy. Sekretaris DPC PDI Perjuangan Surabaya Syaifuddin Zuhri menegaskan, internal PDI Perjuangan tetap solid memenangkan pasangan cawali-cawawali Tri Rismaharini-Whisnu Sakti Buana.
“Di internal kita tidak ada yang membelot. Pasukan kita bergerak solid,” kata Sekretaris DPC PDIP Surabaya Syaifudin Zuhri, Jumat (9/10/2015).
Pernyataan itu dia sampaikan menanggapi kabar adanya kader PDI Perjuangan yang mendukung kandidat selain Risma-Whisnu. Menurut Syaifuddin, kader, simpatisan, dan jajaran pengurus mulai tingkat Anak Ranting, Ranting, Pengurus Anak Cabang (PAC) hingga Dewan Pimpinan Cabang (DPC), sampai sekarang masih solid memenangkan pasangan calon (paslon) petahana yang diusung PDI Perjuangan, Risma-Whisnu.
Senada, Wakil Ketua DPC PDI Perjuangan Surabaya, Sukadar mengatakan, pihaknya sudah memastikan, kader partainya di 31 kecamatan se-Surabaya tidak ada yang membelot. “Saya ini kan kader partai. Apalagi saya ini wakil ketua bidang keanggotaan. Sudah kami pastikan tidak ada,” jelasnya.
Kader, terang dia, adalah anggota ataupun pengurus partai yang memiliki kartu tanda anggota (KTA). Apabila ada deklarasi mendukung paslon lain, tambahnya, harus dipastikan apakah orang-orang tersebut memiliki KTA PDI Perjuangan atau tidak.
Sukadar memastikan, jika memang terbukti ada kader membelot, pihaknya akan melaporkan hal ini ke DPP PDI Perjuangan, sehingga dikeluarkan sanksi bagi mereka.
Sementara itu, Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPC PDI Perjuangan Surabaya Adi Sutarwijono mengaku tidak kaget adanya isu tersebut. Sebab, kata dia, di setiap kali momentum pilkada, pasti ada sejumlah kader yang dikabarkan mendukung paslon lawan.
Meski demikian, dalam waktu dekat pihaknya akan segera menginventarisir data keanggotaan PDI Perjuangan di Kota Surabaya. Jika diketahui dan terbukti ada sejumlah kader yang membelot, pihaknya tak segan-segan melaporkan hal tersebut ke DPP.
Nantinya, kata Awi, sapaan Adi Sutarwijono, DPP memutuskan sanksi apa yang pantas diberikan bagi kader pembelot. “Saya tidak yakin mereka itu benar-benar kader PDI Perjuangan yang terdaftar, karena banyak yang mengaku seperti itu hanya karena sebuah kepentingan sesaat,” ujarnya.
Sebab, imbuh Awi, kader PDI Perjuangan pasti akan tegak lurus dengan keputusan DPP PDI Perjuangan yang merekomendasikan Risma-Whisnu sebagai cawali-cawawali Surabaya dalam Pilkada 2015. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS