SURABAYA – Keberhasilan terselenggaranya Senam Cinta Tanah Air (Sicita) tak lepas dari perjuangan dan semangat para instruktur senam yang secara rutin memandu para peserta. Salah satunya dilakukan oleh Cyndhi (22).
Sejak senam Sicita diperkenalkan secara resmi pada HUT ke-49 PDI Perjuangan (10/1/2022), ia rutin mempelajari gerakan senam tersebut untuk kemudian bisa memandu para peserta mulai di tingkat RT/RW tiap satu minggu sekali, lalu senam akbar di kecamatan yang digelar tiap minggu ke-4, hingga lomba Sicita tingkat kota seperti yang dilakukan di Tugu Pahlawan, Minggu (12/3/2023).
“Saya sebenarnya penari, cuman senang olahraga juga, biasanya aerobik. Lalu saat Sicita diperkenalkan, saya diminta untuk mempelajari gerakannya dan memandu senam rutin di RT/RW, kecamatan di wilayah Pakal, hingga saat ada acara seperti hari ini,” ujarnya.
Meski belajar gerakan Sicita hanya melalui Youtube, Cyndhi mengaku tak mengalami kesulitan. Menurutnya, gerakan dalam Sicita mudah dihafal dan bisa diikuti oleh semua kalangan.
“Apalagi lagu pengiringnya kan pakai lagu Nusantara, jadi lebih semangat aja,” sambungnya.
Ia mengatakan, dalam sekali senam, rerata ia memandu sekira 100 orang untuk di tingkat RT/RW, dan tentu jumlah peserta semakin banyak saat lingkupnya semakin besar.
“Nah, saat memandu senam, biasanya kami bukan hanya bawakan Sicita saja, tapi juga diselingi dengan senam lain, kadang aerobik, biar para peserta ini tidak bosan. Dan antusiasme masyarakat dengan senam Sicita di tiap wilayah juga bagus,” tutur Cyndhi.
Mengingat usianya yang masih muda, hal itu menjadi daya tarik tersendiri untuk menggiring para generasi milenial maupun gen Z bergabung dalam kegiatan senam Sicita.
“Kalau senam Sicita sendiri dari teman muda banyak yang tertarik. Selain nge-gym, pasti kan mereka cari yang mudah, bisa dilakukan di mana aja, dan gratis. Kebetulan di wilayah saya pun tiap Minggu pagi banyak anak muda yang ikut senam Sicita, karena ini kan ya untuk kesehatan mereka juga,” tegasnya.
Ia pun berharap, senam Sicita yang rutin dilakukan di kampung-kampung ini bisa menggerakan masyarakat untuk memiliki pola hidup sehat, khususnya dalam bidang olahraga.
“Men sana in corpore sano, yakni di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat,” tandas Cyndhi.
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS