SURABAYA – Belum usai dengan penanganan penyakit mulut dan kuku (PMK), kini peternak dihebohkan dengan wabah LSD (Lumpy Skin Disease) yang menyerang sapi di Jawa Timur.
Terpantau, penyakit kulit tersebut sudah merambah beberapa wilayah, yakni Blitar, Sidoarjo, Gresik. Bahkan di Februari 2023, Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur menyebut sebanyak 22 sapi di Magetan dan 3 sapi di Ponorogo terdeteksi suspect LSD.
Atas hal tersebut, anggota Komisi B DPRD Provinsi Jawa Timur, Daniel Rohi, meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim perketat aliran pergerakan hewan antarwilayah.
“Pandemi LSD sudah masuk ke Jatim. Ini sesuatu yang sangat mengkhawatirkan, berarti secara bio security kita lemah,” ujarnya.
Melihat banyaknya kasus ini, tambah Rohi, menjadi tanda bahwa penanganan perlu dipercepat. Pemantauan harus dilakukan sejak di peternak, jangan sampai menjadi pandemi seperti PMK.
“Pemerintah harus menyiapkan tenaga khusus untuk mengatasi ini, harus bekerja cepat dan cerdas karena menghadapi pandem ini tidak mudah,” jelasnya.
Lalu untuk daerah yang sudah terdeteksi ternaknya terjangkit LSD maka harus diisolasi dan dilakukan pengobatan terlebih dulu.
“Kalau sudah sampai Magetan itu harus diisolasi, membatasi pergerakan peternak dan kunjungan belantik karena bisa jadi carrier dan mengambil langkah pengobatan supaya ini cepat teratasi,” tutur politisi PDI Perjuangan itu.
Di samping itu, Rohi meminta Pemprov Jatim untuk mendistibusikan vaksin secara merata ke tiap daerah.
“Kami dari komisi B akan mendukung sepenuhnya, agar wabah ini bisa segera teratasi. Kalau vaksin kekurangan, bisa berkoordinasi dengan kementerian untuk hal tersebut,” pungkasnya. (nia/set)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS